Parenting dan Anak Sygma Daya Insani

Tangisan Umar Bin Khatab

Tangisan Umar Bin Khatab

Oleh administrator | Jum'at, 24 November 2017 10:32 WIB | 93315 Views

Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu adalah sosok yang memiliki tubuh kekar, watak yang keras dan berdisiplin yang tinggi serta tak kenal gentar. Namun di balik sifat tegasnya tersebut beliau memiliki hati yang lembut.

Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu adalah sosok yang memiliki tubuh kekar, watak yang keras dan berdisiplin yang tinggi serta tak kenal gentar. Namun di balik sifat tegasnya tersebut beliau memiliki hati yang lembut.
 
Suatu hari beliau masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di dalam rumahnya, sebuah ruangan yang lebih layak disebut bilik kecil di sisi Masjid Nabawi. Di dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam sedang tidur di atas tikar kasar hingga gurat-gurat tikar itu membekas di badan beliau.
 
Spontan keadaan ini membuat Umar menitikkan air mata karena merasa iba dengan kondisi Rasulullah.
 
“Mengapa engkau menangis, ya Umar?” tanya Rasulullah.
 
“Bagaimana saya tidak menangis, Kisra (Raja Kisra dari Persia) dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas,” sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, ya Rasulullah. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,” jawab Umar.
 
Rasulullah kemudian menghibur Umar, beliau bersabda: “Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat…?”
 
Beliau, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan lagi, “Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.”
 
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad, dll, lihat Shahihul Jami’ no. 561)
 

Comments
Parenting dan Anak Lainnya
Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail
Rekomondasi Blog