Anak Pertama Yang Tidak Seharusnya Selalu Mengerti Kita
Oleh Nurul Unarni | Jum'at, 14 Desember 2018 09:30 WIB | 54661 Views
Anak pertama tentunya adalah menjadi anak yang paling besar secara umur di keluarga. Ada banyak sekali kelebihan dan kekurangan menjadi seorang anak pertama.
Anak pertama tentunya adalah menjadi anak yang paling besar secara umur di keluarga. Ada banyak sekali kelebihan dan kekurangan menjadi seorang anak pertama.
Menurut Wikipedia bahwa anak sulung adalah anak tertua atau anak pertama dari sepasang orang tua. Anak sulung dapat menjadi anak tertua tapi bukan anak pertama jika ibunya melahirkan anak (-anak) sebelumnya tetapi tidak ada yang masih hidup. Seorang anak sulung juga dapat dikatakan anak pertama, namun bukan anak tertua jika ia memiliki saudara tiri yang lebih tua darinya.
Kelahiran anak pertama merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Termasuk saya semua perlengkapan untuk kelahiran di persiapkan sebaik-baiknya. Bahagia sekali melihat buah hati lahir, semau waktu tenaga dan perhatian tercurah hanya untuknya. Tapi itu tidak lama setelah anak kedua dan ketiga lahir waktu saya sepertinya kurang sehingga lupa akan kewajiban saya terhadap anak pertama.
Saya merasa terlalu menuntut anak pertama untuk mengerti kondisi saya yang lelah mengurus anak kedua dan ketiga. Lupa bahwa anak pertama juga masih butuh perhatian dan dia juga masih kecil, anak pertama bukan berarti dia sudah dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri apalagi jika usianya masih 2 atau 3 tahun. Anak pertama karena lahir duluan tidak serta merta dia sudah bisa mandiri terutama bisa makan sendiri, ambil minum sendiri, mandi dan menggunakan baju sendiri terlebih harus mengalah dengan adik.
Banyak kekeliruan yang dialami orang tua terutama saya pribadi bahwa anak pertama juga masih perlu belajar. Ketika saya membentak anak pertama karena suatu kejadian maka dilain kesempatan dia juga membentak adiknya, saya sadar apa yang di lakukan kakak kepada adiknya adalah apa yang saya lakukan padanya. Pernah suatu ketika saya marah pada anak pertama dengan sikap yang tidak sepantasnya,di lain kesempatan apa yang saya lakukan dia pun mempraktekkan pada adiknya. Sadar bahwa ada yang harus di rubah dari sikap saya. Karena ketika saya bersikap bijak ketika anak pertama melakukan kesalahan maka dia pun akan mencontoh dan mempraktekkan kepada adiknya. Seperti yang dikatakan oleh Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, yaitu :
Ada dua hal yang diperlukan dalam mendidik anak. Dua-duanya kita perlukan. Hilang salah satunya, maka akan renyamlah pendidikan yang kita berikan pada anak-anak kita.
Apa dua hal itu? Yang pertama adalah kelembutan. Kelembutan itu kita perlukan. Kelembutan itu sangat kita perlu wujudkan dalam rangka mengokohkan jiwa anak-anak kita. Kalau jiwa anak-anak kita kokoh, mereka tidak mudah goyah, mereka tidak mudah terpengaruh oleh sekeliling, mereka tidak mudah terjekna hal-hal yang membuat mereka rapuh.
Yang kedua adalah tegas. Tegas itu memberikan landasan buat mereka agar mereka konsisten dalam bersikap, konsisten dalam apa yang mereka telah putuskan, konsisten dalam berpegangan pada nilai-nlai yang merka yakini.
Maka ketika kita mendidik anak pertama dengan baik, dengan sendirinya dia akan bersikap baik terhadap adik-adiknya. Adapun salah satu caranya bisa dengan membacakan kisah-kisah hikmah yang menarik perhatian anak.
Parenting dan Anak Lainnya
-
6 Tips Bermain dan Berkreasi di Rumah Bersama Keluarga
Bermain dan berkreasi bisa menghadirkan KECERIAAN dan KREATIVITAS anak. Hadiah terbaik bagi anak adalah WAKTU dan KEBERSAMAAN bermain dengan ORANGTUANYA. Bagi anak, bermain bersama orangtua memiliki kesan tersendiri. Anak akan merasa diperhatikan, dihargai, dan diapresiasi kreativitasnya. Sementara bagi orang tua, bermain bersama anak dapat menciptakan bonding atau ikatan batin yang kuat dengan anak. Setidaknya ada dua prinsip utama saat melakukan aktivitas bermain kreatif bersama anak. Pertama adalah keselamatan bagi orangtua dan anak. Kedua dan yang utama adalah proses mengalami, bukan sekadar kesempurnaan yang dicari.
-
Yuk Ajak Anak Mencintai Ilmu
Dalam aktivitas pembentukan ilmu dan pemikiran, harus disertai kejelasan dasar yang dipakai sebagai landasan oleh kedua orang tua, agar upaya yang mereka lakukan terjamin keselamatannya, banyak pengetahuannya dan pemikirannya. Sebab, pembentukan keilmuan merupakan unsur terpenting dalam membentuk pribadi anak, karena terkait dengan pembentukan otak dan pola pikir anak. Apabila pembentukan yang dilakukan benar, tentu si anak akan menjadi baik dan merupakan kabar gembira bagi kedua orang tua, namun sebaliknya, kalau pembentukan yang dilakukan salah, si anak justru menjadi musuh bagi kedua orang tua yang memerangi mereka dari dalam dan menyebabkan mereka masuk ke dalam Neraka Jahannam, Na’udzubillah.
-
Pentingnya Peran Ayah Dalam Pengasuhan Anak
Mendidik dan mengasuh anak adalah tugas kedua orang tua. Tetapi seringkali karena terlalu fokus pada tugasnya sebagai pencari nafkah keluarga, membuat tugas penting lainnya jadi terabaikan .. Padahal peran ayah sangat penting lho bagi tumbuh kembang anak .. Seberapa pentingnya sih peran ayah? Yuuk kita simak ..
-
Ibu, Jadilah Teladan Adab untuk Anakmu
Tentang bersikap pada anak, selayaknya orang tua memiliki spontanitas yang tepat. Di depan mataku bukan hanya renggutan, tapi juga cubitan. Spontanitas biasanya terbentuk dari kebiasaan. Mungkin bukan kali pertama sang ibu mencubit anak, oleh berbagai sebab.