Tips Menarik Sygma Daya Insani

Serba-Serbi Persiapan Memilih Sekolah Anak

Serba-Serbi Persiapan Memilih Sekolah Anak

Rabu, 04 April 2018 05:46 WIB | 46806 Views

Memberikan kesempatan memilih sekolah kepada anak dan menundukkan obsesi kita sebagai orangtua, mengajarkan pada anak sikap seorang dewasa yang bertanggungjawab, ikhlas dan berserah diri pada Allah. Segalanya telah Allah atur dengan sangat baik, kita hanya menjalankan amanah memberikan hak didik kepada anak.

Memilih sekolah diantara pilihan sekolah yang menawarkan berbagai keunggulannya tentu membuat kita sebagai orangtua calon siswa bingung.

Ada yang cocok dengan pilihan sekolah A tapi ada kendala di bagian keuangan. Sudah memilih sekolah B tapi apa daya anak kita belum diterima menjadi siswa karena alasan tertentu. Huhu repot ya cari sekolah zaman now, beda sekali dengan sekolah zaman kita dulu.

Sekolah zaman dulu hanya menawarkan dua pilihan, sekolah negeri atau swasta, selesai. Keputusan tinggal diambil dan besok sudah mengantri membawa persyaratan menjadi siswa.

Lain dulu, lain sekarang. Ragam model sekolah zaman now tidak hanya terbagi dua kategori (negeri dan swasta). Pilihannya semakin banyak dan kita harus memilihnya dengan jeli karena bukan sehari atau dua hari anak-anak kita akan belajar di sekolah yang menjadi pilihannya sendiri.

Bismillah, saya coba sharing pengalaman yang pernah saya alami ketika mendampingi anak kami untuk memilih sekolahnya. Awal mula saya memulai merencanakan pemilihan sekolah yang diminati anak adalah mengenali gaya belajar anak.

Dua anak yang terlahir dari ibu yang sama, tidak menjamin karakter mereka akan sama. Pun demikian dengan gaya belajarnya. Si sulung yang dominan visual dan adeknya dominan auditori. Dua gaya belajar yang berbeda inilah mendorong saya untuk memberikan kepada mereka pilihan beberapa sekolah yang sebelumnya saya survey terlebih sahulu.

Jadi sebelum mereka menentukan pilihannya pada satu sekolah yang akan menjadi tempat mereka belajar, saya sudah melakukan survey dan mengeliminasi sekolah yang tidak sesuai dengan gaya belajar anak saya.

Pada tulisan kali ini saya tidak mengatakan ada sekolah favorit atau unggulan. Semua sekolah bagi saya punya keunggulannya tersendiri dan ada pula kekurangannya. Jadi dalam memilih sekolah, saya tidak menilai sekolah secara fisiknya saja atau penilaian dari segi banyak diminati orang karena alasan tertentu.

Menurut saya memilih sekolah harus yang benar-benar menjadi pilihan anak, karena yang berangkat tiap hari dan merasa nyaman atau tidak berada di sekolah yang dipilih ya anak kita sendiri. 

Kembali lagi kepada niat kita untuk menyekolahkan anak, apakah karena gengsi atau memang ingin berharap pahala kebaikan dari Allah? Tanyakan dua hal ini kepada diri kita, agar apa yang menjadi pilihan kita ada ridho Allah sehingga dengan niat kita yang tulus, Allah bersedia membuka jalan kemudahan untuk kita semua.

Biasanya ketika kita sudah mendapatkan list sekolah yang kita mau, langkah berikutnya mempertimbangkan jarak tempuh, antara rumah dan sekolah. Ini tak kalah penting dalam poin memilih sekolah untuk anak, pertimbangan kekuatan fisik dan kelelahan pada anak yang akan menjalaninya selama beberapa tahun perlu kita diskusikan bersama.

Fase kedua dalam proses pengasuhan anak sudah mulai diberikan kesempatan untuk berdiskusi seperti layaknya kita berbicara dengan teman kita. Proses berdiskusi ini untuk mempersiapkannya menjadi pemuda yang aktif dan terbuka, membiasakannya mengutarakan pendapatnya.

Bila anak sudah menyukai pilihannya masalah jarak tidak menjadi problema bagi dia. Segala permainan dan pelajaran di sekolahnya menurut dia menyenangkan, dia akan happy sepanjang perjalanan.

Jarak tidak masalah, lalu bagaimana dengan dana yang harus kita siapkan? Beberapa sekolah menyiapkan program trial bagi calon siswanya. Tentu ini sangat membantu anak untuk menentukan pilihannya.

Dan sangat membantu kita orangtuanya untuk memberikan persetujuan atas pilihan anak. Sebelum kita menyepakati keputusan bersama, hal yang tak jauh penting lainnya terkait dengan biaya. Biaya yang tak terjangkau sebaiknya kita hindari dulu, sambil mencari solusi lainnya. "Bagus tak selalu mahal. Murah tak selalu murahan".

Menyesuaikan budget perlu untuk kita rencanakan sampai ke depan. Hal ini terkait dengan komitmen kita terhadap sekolah. Jangan cuma melihat anak senang lalu kita mengiyakan pilihannya dan membuat rencana keuangan kita sampai minus. Jangan memaksakan diri bila biaya melampaui batas kemampuan.

Mari kita tinggalkan masalah biaya. Urusan bagaimana lingkungan sekolah kita harus cermati lagi, bagaimana perilaku guru yang akan ditiru oleh muridnya. Bagaimana guru akan mengisi waktu bersama anak kita tak jauh kalah pentingnya.

Kebiasaan ulama terdahulu, ibunya yang memilihkan guru yang tinggi ilmu dan baik pula adabnya. Pertimbangkan lagi sampai kita benar-benar berjodoh dengan sekolah yang diimpikan anak-anak. Yang terkadang orangtua abai dengan anak saat memilih sekolah untuknya, kita tak pernah mengisi wawasannya dengan pengetahuan sekolah lain di luar bayangan yang ada pada dirinya.

Sadar atau belum, terkadang kita menjadi penghambat perkembangan anak, sangat membatasi wawasan anak tentang sekolah, pelit informasi bagaimanakah model sekolah di luar. Atau kita bisa mengajaknya sekadar melihat sekolah-sekolah luar negeri yang memiliki keunggulan serta kekurangannya. Tidak semua sekolah di luar negeri indah, tanpa kekurangan apapun.

Dua sisi dalam menilai sekolah akan selalu beriringan. Kejelian, feeling dan tujuan mendasari pilihan. Wisata literasi dalam menentukan sekolah haruslah kita lakukan untuk membuka pikirannya tentang sekolah. Kisah-kisah para ulama atau sosok teladan lainnya dalam mendalami ilmu seharusnya turut mewarnai ragam pilihan memilih sekolah.

Mengikat anak dengan ilmu perlu sosok panutan dan semangat. Akan menjadi siapa mereka, sedikit atau banyak ditentukannya saat pengukuhan karakternya di sekolah. Ada banyak ilmuwan muslim yang sukses dalam ilmu pengetahuan yang dikembangkannya.

Tentunya saat kita memasuki waktu memetik hasil dari jerih payah kita dengan melihat anak yang memiliki ilmu dan beradab, siapa yang pertama kali akan tersenyum menyaksikan kegemilangan yang diraihnya? Berikan hak pilih anak untuk menentukan di mana dia akan bersekolah dengan sungguh-sungguh.

Memaksakan kehendak kita demi obsesi yang belum teraih hanya akan menuai kesemuan. Belajar bila dalam kondisi hati yang ikhlas maka insyaAllah akan mudah untuk diserap akal. Memberikan kesempatan memilih sekolah kepada anak dan menundukkan obsesi kita sebagai orangtua, mengajarkan pada anak sikap seorang dewasa yang bertanggungjawab, ikhlas dan berserah diri pada Allah.

Segalanya telah Allah atur dengan sangat baik, kita hanya menjalankan amanah memberikan hak didik kepada anak. Selamat menjelajah di dunia sekolah anak.

Tips Menarik Lainnya
Produk Pilihan

Paket Wahana Bermain Anak Cerdas (WBA.

Detail
Rekomondasi Blog