Mendidik Anak agar Gembira Melakukan Ibadah
Selasa, 24 April 2018 12:42 WIB | 55569 Views
Mengantarkan anak menuju baligh agar gembira melakukan ibadah, merupakan perjuangan dari orang tua. Alangkah bahagianya jika anak memiliki keasadaran dan semangat melakukan kebaikan tanpa harus dipaksa-paksa. Bagaimana caranya?
"Umi, aku dapat Star of The Week!"
Bisik bungsuku, Revo dengan ceria ketika saya sedang menemaninya berbuka puasa.
Senin adalah hari kejutan bahagia dari sekolah untuk anak-anak yang terpilih karena perubahan baik mereka. Penganugerahan itu dilakukan setiap kali upacara bendera.
"Oh, ya?" Aku menatapnya penuh rasa ingin tahu.
"Karena aku rajin berpuasa!"
Ooh, meleleeh rasanya.
Seperti ketika mendengar tekadnya beberapa waktu lalu, sebelum tidur, selepas aktivitas rutin kita membaca buku, ia berpesan.
"Jangan lupa alarm ya, Umi. Biar Umi bisa bangunkan aku untuk makan sahur. Aku mau rajin puasa Senin Kamis!"
Ayah bunda, penuh syukur rasanya saat anak memasuki usia jelang baligh dan mereka memiliki semangat untuk beribadah dengan gembira. Mau punya ananda yang demikian?
Enggak sulit kok, jika kita mau berusaha membiasakannya sejak kecil. Jangan sampai terlambat seperti pertanyaan orang tua berikut:
"Bunda, anak saya 18 tahun, tapi masih sulit untuk menegakkan sholat. Jika dibangunkan sholat shubuh, malah marah-marah!"
Pertanyaan demikian acapkali saya dapatkan di seminar, baik online maupun offline. Saya turut prihatin bersama para bunda yang bersedih hati saat harus bersusah payah memerintahkan sholat pada ananda.
Rasanya ingin memeluk mereka dan membawa kembali pada masa dimana ananda masih belum baligh, saat emas pendidikan anak. Sungguh, membentuk watak sewaktu masih kecil, ibarat mengukir batu.Sebagaimana diungkapkan oleh seorang ulama besar dari kalangan tabi'in, beliau adalah Al-Hasan Al-Bashri.
Dalam kitab Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi, karya Ibnu Abdil Barr, jilid 1 halaman 357. Beliau berkata, "Dari Ma'baddari Al-Hasan Al-Bashri, dia berkata:
"(Menuntut) ilmu di waktu kecil seperti memahat di batu"
Berapa banyak orang tua melalaikan masa emas pertumbuhan dan mengira cukuplah mereka dititipkan di sekolah, biarlah bapak ibu guru yang mengajari.
Tahukan ayah bunda bahwa proses interaksi orang tua anak adalah masa indah yang sangat berharga sebagai aset membangun ikatan yang kuat hingga akhir usia.
Formula mendidik anak yang kami terapkan adalah menyentuh hati dengan mendoakan. Saya sering memperdengarkan doa pada anak-anak dengan menyebut nama mereka. Doa selepas sholat atau kapan saja. Revo akan segera menginterupsi dengan mengangkat telunjuknya sambil membisikkan doa yang diinginkan.
"Umi, doakan aku agar bisa pergi ke Mekkah, berhaji dan umrah segera saat aku baligh. Doakan agar aku kuat puasa senin kamis, doakan agar aku hafal alQuran, doakan agar aku..."
Dengan senang hati saya akan mengulang melafalkan semua doa yang dimintanya. Sungguh, doa adalah cara luar biasa mendidik anak bahkan sebelum anak terlahir.
Cara lain yang sangat efektif dengan berkisah, sebab berkisah adalah menasehati tanpa menggurui.
Kami senang melewatkan waktu bersama Revo sebelum tidur untuk membacakan buku-buku yang membentuk karakter, seperti Muhammad Teladanku, Rasulullah Teladan Utama dan Kisah 64 Sahabat. Kini setelah usia 10 tahun, kadang ia yang membacakan untuk kami. Terasa betul betapa ia mudah dinasehati dan bersemangat meniru akhlak Rasulullah termasuk bergembira melakukan ibadah.
Bagaimana jika anak sudah terlanjur dewasa?
Jangan berputus asa dalam mendidik anak, jika ia punya adik, ajak ia membacakan buku ini untuk adiknya agar ia turut belajar tanpa sengaja. Selain terus nasehati, mendoakan dan dialog sesuai usianya. Jangan lupa untuk meraih hatinya dengan persahabatan sepenuh cinta.
Oh iya, buku utama Muhammad Teladanku yang kami bacakan untuk Revo adalah warisan kakak pertama yang kami beli 12 tahun yang lalu. Bukunya masih bagus, awet dan berkah insya Allah.
Tips Menarik Lainnya
-
Ayah Teladan dan Bijaksana
Rasulullah sosok ayah teladan dan ayah yang bijaksana. Apa yang ayah bunda inginkan dilakukan oleh anak maka sudahkah ayah bunda memberikan contoh ? Itu pula yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
-
Khansa dan Siroh Rasulullah Muhammad Teladanku
Sepertiga isi AlQuran adalah sejarah. Sepertiganya turun di Mekkah. Kenapa Mekkah? Ini adalah pertanyaan yang sangat menarik. Kisah yang turun di Makkah karena fase Makkah adalah fase penguatan pondasi dan fase penguatan iman. Ulama terdahulu mempelajari kisah hidup Rasulullah, kisah Nabi dan Rasul serta para sahabat sebagaimana mereka mempelajari Al Quran. Kedua-duanya sangatlah penting.
-
Jangan ragu menjawab tidak tahu
Jangan ragu menjawab tidak tahu <p>Ayah Bunda yang baik hati, setiap kita ingin mempunyai anak yang sholeh/ah dan juga pintar tentunya. Di jaman sekarang keinginan itu tidaklah mudah. Apalagi gerusan negatif mengganggu juga semakin menggoda. Pergaulan bebas, penyimpangan seks sampai ke arah kecanduan zat aditif dan narkoba. Yuk arahkan ananda mempunyai kesibukan positif selain belajar dan menyalurkan hobi. Hobi membaca bisa menjadi salah satu sarana mengalihkan dari rutinitas yang tidak positif
-
Nasihat melalui Kisah
Ketika Abang Zaidan berusia 2 tahun kira-kira (sebelum saya punya anak kedua), saat itu kemampuan bicaranya memang dibawah anak-anak seusianya. Meski respon dengan dan lain-lain normal. Saya berpikir keras bagaimana melatih kemampuan bicara dan pengertian akan hal-hal yang baik, yang bisa dia tiru tetapi dia pahami.
Judi ([email protected])
ReplywvdtR7 https://www.genericpharmacydrug.com
Titi samsiti ([email protected])
ReplyBismillah...
Luar biasa... jadi ingat nyanyianku waktu kecil
Belajar diwaktu kecil, bagai mengukir diatas batu.
Belajar sesudah dewasa laksana menfukir diatas air.