

Mengenal Pakaian Raja Salman dan Rombongan
Oleh administrator | Kamis, 02 Maret 2017 09:58 WIB | 108609 Views
Alhamduillah, telah datang Raja Salman ke Indonesia. Berbagai persiapan telah disiapkan oleh Indonesia dan Arab Saudi. Pernahkah Ayah Bunda memperhatikan pakaian yang dikenakan Raja Salman dan rombongannya? Pakaian selalu menunjukkan identitas dan status sosial seseorang. Di Saudi dan negara-negara di semenanjung Arab lainnya, pakaian pun memiliki makna tersendiri.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud selalu tampil mengenakan pakaian putih yang dibalut oleh kain agak transparan berwarna cokelat keemasan. Tak hanya Raja Salman, jajarannya pun mengenakan pakaian serupa namun kain pelapisnya berwarna hitam.
Penampilan Raja Salman ketika berkunjung ke Indonesia hari Rabu juga mengenakan pakaian seperti itu. Tangan kirinya ditumpangkan pada celah yang terdapat di bagian depan kain pelapis yang agak transparan itu.
Apa sebetulnya pakaian yang dikenakan Raja Salman itu?
Seorang pria di Arab Saudi biasanya terlihat mengenakan baju panjang berwarna putih. Pakaian ini disebut thawb (atau kadang disebut thobe), pakaian tradisional bagi laki-laki di Saudi dan negara-negara Arab lainnya.
Pakaian ini dipakai oleh semua kalangan mulai dari rakyat jelata hingga seorang raja. Thawb berasal dari bahasa Arab yang berarti penutup badan.
Penyebutan thawb di beberapa negara pun berbeda-beda, seperti 'kandura' di Uni Emirat Arab atau 'jubbah' di Iran. Tetapi maknanya tetap sama.
Thawb bisa berarti hanya sebuah pakaian biasa tanpa dihiasi oleh bisht, kain pelapis yang agak transparan. Tak semua orang mengenakan bisht dalam setiap kesempatan.
Bisht merupakan kain panjang yang menutupi thawb. Biasanya bisht menandakan status seseorang.
Mulanya bisht dikenakan di musim dingin saja oleh orang-orang Badui. Kini hampir tiap acara formal pasti ada bisht yang membalut thawb.
"Bisht pertama kali dijahit di Persia. Bisht diperkenalkan di Saudi saat pedagang bisht datang untuk berhaji atau umrah," ungkap seorang penjahit Bisht asal Al-Ahsa bernama Abu Salem saat diwawancara Arab News pada 7 November 2012.
Al-Ahsa disebut sebagai tempat penjahit bisht yang terbaik selama 2 abad di Saudi. Bahkan Al-Ahsa menjadi tempat penjahit bisht terbesar di negara-negara Teluk sejak tahun 1940.
Keahlian menjahit bisht di Al-Ahsa diturunkan dari generasi ke generasi. Biasanya mereka memakai nama keluarga mereka.
Pada sebuah bisht terdapat sulaman atau bordir yang disebut zari. "Bisht hitam dengan jahitan emas adalah yang paling populer, setelahnya ada krem dan putih," kata Salem.
Harga bisht bervariasi antara 100 reals hingga 20.000 reals. Harga termahal adalah bisht kerajaan yang biasanya diperuntukkan bagi pangeran, politikus, dan orang kaya.
Sumber: detiknews
Inspirasi Lainnya
-
Duduk Seharian di Kantor Dapat Menaikkan Berat Badan. Ini 7 Tips Menurunkannya!
Sebagai pekerja kantoran, punya hasrat ingin menurunkan berat badan bisa jadi hanya khayalan. Lantaran Ayah Bunda lebih sering hanya duduk di depan meja menghadap layar komputer atau laptop saja. Mencari waktu untuk olahraga rasanya susah sekali, apalagi saat seusai pulang kantor badan sudah capek. Weekend pun inginnya dilakukan dengan malas-malasan saja di rumah.
-
Hamas: Mengandalkan Para Penghafal Al Quran untuk Mengusir Israel
Ayah Bunda, sudah bertahun-tahun lamanya Palestina dijajah oleh Israel. Berbagai perlawanan dicoba untuk melindungi masjid Al Aqsa. Seperti apa kabar terbaru mengenai bumi Palestina? Berikut liputannya.
-
10 Tujuan Istimewa Raja Salman ke Indonesia
Ayah Bunda, sejak dua minggu terakhir, media-media Indonesia menyorot persiapan kunjungan Raja Salman ke Indonesia, yang konon istimewa dan luar biasa. Hampir semua kunjungan Raja Saudi ke sebuah negara, persiapannya memang begitu. Kunjungan Raja Salman ke Indonesia awal Maret 2017 memang memiliki keistimewaan tertentu, sebagai berikut:
-
Perjalanan Bisnis Sandiago Uno
Sandi Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Bersama rekannya, Sandi Uno mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain. Pada tahun 2009, Sandi Uno tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.