Inspirasi Sygma Daya Insani

5 Tahapan Terapi Untuk Pecandu Rokok yang Mudah dan Murah

5 Tahapan Terapi Untuk Pecandu Rokok yang Mudah dan Murah

Oleh Laila Alhikmah | Jum'at, 21 April 2017 09:29 WIB | 95116 Views

Hal utama yang menentukan apakah rokok bisa di tinggalkan atau tidak adalah keinginan, keputusan dan kehendak perokok itu sendiri. Merokok adalah kebiasaan yang bisa ditinggalkan. Menurut definisi WHO ketergantungan merokok adalah salah satu penyakit biasa yang bisa ditangani oleh dokter.

Hal utama yang menentukan apakah rokok bisa di tinggalkan atau tidak adalah keinginan, keputusan dan kehendak perokok itu sendiri. Merokok adalah kebiasaan yang bisa ditinggalkan. Menurut definisi WHO ketergantungan merokok adalah salah satu penyakit biasa yang bisa ditangani oleh dokter.

Sebagai hasil dari program-program pencegahan dan penyuluhan anti-rokok didapati bahwa di Amerika terdapat 36 juta orang, di Perancis 8 juta orang dan di Swiss 1 juta orang yang mampu meninggalkan kebiasaan merokok mereka. Di saat angka keberhasilan meninggalkan rokok tanpa bantuan apapun hanya kurang dari 10% , maka justru ditunjukkan adanya peningkatan persentasi bagi para  perokok yang mendapatkan dukungan dan bantuan saat berusaha  meninggalkan rokoknya, selain itu mereka juga memiliki tingkat kehidupan yang jauh lebih sehat setelah meninggalkan rokoknya.

TAHAPAN-TAHAPAN TERAPI
Beberapa Tahapan Penyembuhan bagi Pecandu Rokok

Maksud dari terapi ini adalah untuk meninggalkan ketergantungan terhadap rokok dalam jangka waktu yang lama.Target terapi ini, pertama-tama adalah mengontrol perilaku merokok, mengurangi jumlah rokok dan pada akhirnya meninggalkan kebiasaan merokok. Bagi mereka yang berniat untuk meninggalkan kebiasaan merokok disarankan untuk terlebih dahulu mengatasi beberapa permasalahan psikologisnya. Jika setiap permasalahan tersebut telah teratasi maka akan lebih besar kemungkinan untuk melewati hambatan-hambatan sosial dan psikologis lainnya.

1. Jika bahayanya belum disadari, tidak akan ada langkah perubahan:  Pada tahap ini jika seorang perokok tidak menyadari kemungkinan akan bahaya besar rokok maka dia tidak akan pernah berpikir untuk meninggalkan rokok. Pada masa ini ia pun harus mempunyai mekanisme pertahanan  khusus untuk melewatinya. Setiap orang yang ingin membantunya harus memahami keadaan ini dan jangan pernah memperdebatkannya, mereka harus dapat menjelaskan dampak buruk rokok ini dengan cara yang halus dan penuh kesabaran. 

2. Kemantapan pemikiran untuk meninggalkan rokok: Pada tahapan ini seorang perokok harus sesering mungkin menyatakan secara verbal keinginannya untuk meninggalkan rokok tersebut setiap kali ada percakapan yang membahas topik tersebut. Ia harus selalu menyatakan bahwa ia tau persis betapa berbahayanya rokok dan bahwa ia membutuhkan bantuan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut. Walaupun bisa jadi terwujudnya perkataan tersebut menjadi aksi nyata membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Pada masa ini, agar orang tersebut dapat benar-benar merealisasikan keinginan ini, maka dibutuhkan evaluasi diri dan lebih peka untuk mendengarkan hari nuraninya. Ketulusan dan empati orang-orang yang akan membantunya adalah unsur paling berpengaruh dalam usaha melepaskan jerat rokok. Satu tatapan, satu perkataan sekalipun; bisa memberikan efek negatif dan kemunduran.

3. Persiapan: Perokok sudah siap meninggalkan rokok. Pada tahapan ini harus disiapkan sebuah rencana dengan menggunakan tips-tips dari orang-orang yang sudah berhasil meninggalkan rokok dengan disesuaikan pada masing-masing individu. Orang tersebut harus menetapkan tanggal saat ia akan meninggalkan rokoknya (tetapkan pada hari atau tanggal yang memiliki makna khusus bagi orang tersebut, misalya tanggal lahir atau tanggal pernikahannya). Sampaikanlah hal ini pada keluarga, rekan kerja atau teman-teman di lingkungannya satu hari sebelum tanggal yang ditetapkan sebagai sebuah dukungan moral baginya.

4. Aksi: Rokok sudah ditinggalkan. Membuat sebuah  perayaan ketika berhas?l meninggalkan rokok akan menghasilkan sebuah ikatan psikologis dan sosial bagi diri orang tersebut, selanjutnya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar pada masa setelahnya sangatlah penting. Jauhi orang atau keadaan yang bisa mengingatkannya pada rokok, dan menyibukkan diri pada pembicaraan positif yang bisa mengingatkan pada Sang Pencipta. Setiap hari paling sedikit selama dua puluh menit harus melakukan aktivitas atau olahraga yang bisa mengeluarkan keringat. Ketika datang hasrat untuk merokok, tariklah nafas yang panjang, kemudian setelah ditahan beberapa saat, lepaskan dengan perlahan. Biasanya keinginan kuat untuk merokok hanya berlangsung dua atau tiga menit dan kemudian akan berlalu dengan sendirinya.

5. Melanjutkan kebiasaan baik yang telah berhasil dicapai: Pada tahap ini usahakan agar perokok harus benar-benar berusaha agar tidak kembali jatuh pada tahap pertama. Pada titik ini yang terpenting adalah bertekad bulat dengan penuh kesadaran. Ia harus mau memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri atas keberhasilannya,  penghargaan dari orang di sekitarnya pun akan sangat bermanfaat. Salah satu terapi yang sangat penting adalah menyibukkan diri dengan kesibukan atau hobi-hobi positif  untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak kembali mulai dari awal lagi. Selain itu, dukungan positif dari orang disekitar mutlak diperlukan.


Menarik untuk menyimak perkataan Maulana Jalaludin Rumi yang menegur para muridnya ketika mereka mengusir seorang pemabuk yang masuk ke perguruannya: “Orang itu yang minum arak namun justru kalian yang mabuk”. Sebagaimana perkataannya ini menyiratkan keluasan hati dan sifat toleransi yang dimiliki oleh beliau maka kita juga harus juga bersikap sabar dan bertoleransi ketika mengembangkan strategi-strategi untuk menyelamatkan saudara-saudara kita dari ketergantungan serta kita harus bergerak dalam kesadaran atas kewajiban kita

Akhirnya, tidak ada satu metode pun yang bisa secara tunggal berhasil 100% melepaskan seseorang dari ketergantungannya terhadap rokok. Pada kasus-kasus yang paling berhasil ditunjukkan bahwa hal tersebut hanya dapat dicapai dengan penyembuhan obat dan bersamanya ada dukungan` psikologis, mental dan spiritual pula. Pada penyembuhan dengan obat diberikan obat-obatan yang dapat mengurangi keinginan merokok serta penyembuhan “Simptomatic” berdasarkan zat-zat yang diinginkan oleh tubuh saat seseorang berhenti merokok  dan gejala-gejala lain yang ditunjukkan ketika seseorang menghentikan kebiasaan merokoknya.

Jika dilihat dari perspektif  rohani dan spiritual, unsur paling penting dalam upaya meninggalkan rokok adalah doa, baik dari diri perokok sendiri maupun dari orang-orang yang mencintainya. Hal-hal yang berat bagi kita, hanya akan teratasi jika kita meminta dan memohon dengan penuh ketulusan sembari merasakan betapa semua beban berat tidak mungkin terangkat kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Oleh karena segala sesuatu yang yang disangka tidak akan terpecahkan oleh rencana hamba dan individu, akan bisa terlewati dengan kehendak-Nya dari Ia Yang Maha Berkuasa.
 
 
Sumber:
- web site resmi WHO http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/index.html
tanggal diunduh: 9 Maret 2013
- JC Norcross, Krebs PM, Proschaska JO. Stages of Change. J. Clin. Psychol. 2011 Feb;67 (2):143-54.
- Heatherton, Todd F. et al. 1991. The Fagerström Test for Nicotine Dependence: a revision of the Fagerström Tolerance Questionnaire. British Journal of Addiction 86:1119-1127.
 
Dr. Mucteba Muezzinoglu 16 November 2015 (Dengan sedikit perubahan)
 

Inspirasi Lainnya
Produk Pilihan

Paket Buku Pintar Iman & Islam (B.

Detail
Rekomondasi Blog