

Kriteria Memilih Jodoh dalam Pertimbangan Membeli Sesuatu
Oleh Sri Pujilestari | Sabtu, 08 Desember 2018 15:03 WIB | 6738 Views
Mempertimbangkan untuk membeli sesuatu mirip dengan memilih jodoh ya? Seperti kutipan hadits berikut: ???Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dank arena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung.??? Lalu apa kaitannya dengan membeli sesuatu? Nggak ada. Hehe??? Jangan dibaca ah kalau hanya penasaran.
Suatu hari ada kegiatan pelatihan guru mata pelajaran di tempat saya bekerja. Semua guru baru dan lintas mengikuti dengan seorang trainer. Pada saat berkenalan dengan peserta, trainer itu menanyai salah satu guru laki-laki yang sepertinya masih muda.
Tranner (T) : “Mas, sudah menikah?”
Guru (G): “Belum Tadz” sambil tersipu
T : “Kalau mas tertarik pada wanita, apanya yang bikin tertarik?”
G : “Cantik Tadz” spontan jawabannya
T : “Wah, Mas sudah benar itu.”
Diskisi bukan lanjut membahas soal, tetapi malah tentang memilih jodoh karena banyak diantara kami yang heran dengan pernyataan Trainer. Trainer menjelaskan tentang pernyataannya.
“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dank arena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung. Begitu kan haditsnya? Mengapa kok alas an agama disebutkan terakhir?”
Tidak ada satupun dari kami yang bias menjawab. Lalu Trainer pun menjelaskan.
“Ya memang begitulah seharusnya. Pertama yang membuat seseorang tertarik pasti penampilannya. Yang lainnya mana tahu? Setelah itu, lihatlah apa dia berharta/berkecukupan? Kemudian baru lihatlah nasabnya apakah baik. Jika semua sudah dipenuhi, baru lihatlah agamanya. Jadi kalau ternyata keputusannya nggak jadi dipilih adalah karena alas an agamanya. Jangan sampai kebalik. Agamanya sudah bagus, tapi dilihat ketiga kriteria yang lain ada yang nggak sesuai lalu mundur. Yang benar memang agama yang terakhir jadi pertimbangan agar hidupnya beruntung.”
Kami manggut-manggut. Benar juga ya…
Terinspirasi dari pengalaman itu, saya pun memikirkan, pertimbangan apa ya yang seharusnya dipikirkan calon pembeli?
Pasti seseorang ingin membeli sesuatu ada minimal salah satu sebab dari dua hal berikut. Kebutuhan dan keinginan yang timbul karena iklan.
Berikut tahapan pertimbangan kita sebagai calon pembeli setelah tertarik pada suatu barang:
- Cek dompet/dana
Pastikan apa kita punya cukup uang untuk membeli barang itu. Jangan sampai kita memaksakan diri dengan mengambil uang jatah belanja misalnya. Itu berbahaya hehe.
- Cek kualitasnya
Kualitas bisa kita teliti dan amati jika membeli langsung. Jika melalui perantara online, kita bias cermati spesifikasi dan reviewnya atau dengan menanyakannya pada penjual.
- Cek kebermanfaatannya
Hal ini ditinjau dari pribadi kita masing-masing. Semua barang yang dijual tentu memiliki manfaat, tetapi belum tentu bias dimanfaatkan semua orang. Semuanya tergantung kebutuhan. Dan ini penting karena semua yang ada pada diri kita kelak ada hisabnya.
Bagaimana cara mengetahui barang itu bias kita manfaatkan?
Pertama, tanyakan pada diri sendiri apakah kita benar-benar membutuhkan?
Kedua, kita cari apakah kita sudah punya barang serupa atau yang berfungsi sama?
Nah, dengan begitu kita akan tahu seberapa manfaat barang itu di tangan kita kelak.
Jadi, urutannya adalah tertarik dengan barang entah dari rupa atau apanya, cek harga dan dana, cek kualitas, dan terakhir cek kemanfaatan barang itu di tangan kita. Jadi kalaupun kita memutuskan beli karena memang uangnya ada, barangnya bagus, dan bias kita manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan kebalik. Nanti Baper. Kok Bisa?
Ya Bisalaah.. Udah cinta sama tuh barang, yakin kualitasnya oke dan yakin butuh. Eeh, pas cek dana nggak cukup. Kan Bapeer… hehe
Sekian semoga bermanfaat walau sedikit.
Salam, Pujilestari
Inspirasi Lainnya
-
karma atau pembalasan
suatu hari tanpa sengaja saya mendengar percakapan seorang wanita dengan wanita lainnya di sebuah cafe yang cukup sering saya kunjungi ,mereka berdua terlihat serius berbicara satu sama lain,saya mendengar suara agak terisak cukup terdengar di telinga saya karena tempat duduk mereka berdekatan persis di belakang saya. dari arah pembicaraan mereka, saya bisa menduga,siapa orang yang menjadi trending topik. setelah menangis dengan terbata-bata wanita itu berucap 'karma akan berlaku padanya....tuhan akan membalaskan dendam dan sakit hati saya. seketika saya diam dan berujar 'Astaghfirullah
-
5 Tahapan Terapi Untuk Pecandu Rokok yang Mudah dan Murah
Hal utama yang menentukan apakah rokok bisa di tinggalkan atau tidak adalah keinginan, keputusan dan kehendak perokok itu sendiri. Merokok adalah kebiasaan yang bisa ditinggalkan. Menurut definisi WHO ketergantungan merokok adalah salah satu penyakit biasa yang bisa ditangani oleh dokter. Sebagai hasil dari program-program pencegahan dan penyuluhan anti-rokok didapati bahwa di Amerika terdapat 36 juta orang, di Perancis 8 juta orang dan di Swiss 1 juta orang yang mampu meninggalkan kebiasaan merokok mereka. Di saat angka keberhasilan meninggalkan rokok tanpa bantuan apapun hanya kurang dari 10% , maka justru ditunjukkan adanya peningkatan persentasi bagi para perokok yang mendapatkan dukungan dan bantuan saat berusaha meninggalkan rokoknya, selain itu mereka juga memiliki tingkat kehidupan yang jauh lebih sehat setelah meninggalkan rokoknya.
-
Phubbing Budaya Baru Efek Teknologi
Phubbing adalah istilah sibuk main hp dan mengabaikan orang di hadapan kita,itulah yang terjadi,pola anti social.stop phubbing kalau kita sedang berhadapan atau sedang dalam pertemuan. Ini kita baru dan sedang di adakan campaig anti phubbing.
-
Cita-Cita Akibat Senang Membaca
Cita-citanya sudah mulai diungkapkan ketika SD, menjadi ahli IT.