YANG GAJI KAMU SIAPA?
Oleh Dewi Utami | Selasa, 12 Februari 2019 13:43 WIB | 84306 Views
Jadi? Masih pantaskah kita menyombongkan diri dengan mengatakan??? Yang Gaji Kamu Siapa????.
“Yang Gaji Kamu Siapa?”Ada yang pernah dapat pertanyaan seperti ini dari seseorang atau atasan?. Pasti jika kita di berikan pertanyaan seperti itu rata-rata diantara kita langsung terdiam dan tunduk. Kenapa kita harus diam dan tunduk, padahal jika kita memikirkannya kembali siapakah yang sebenarnya memberikan kita gaji? Bos kita? Perusahaan kita?atau Allah?. Kalau memang benar seorang bos dan perusahaan yang memberikan kita gaji,memangnya siapa yang memberikan gaji kepada bos dan perusahaan? Bukankah Allah?.
“Yang Gaji Kamu Siapa?” Betapa sombongnya seseorang yang memberikan pertanyaan tersebut, seolah-olah dia lah yang paling berjasa dan telah memberikan rezeki kepada banyak orang, padahal dia lupa akan dirinya sendiri yang di gaji oleh siapa? Bukankah Allah? Allah lah yang memberikan segala kenikmatan yang kita miliki mulai dari kesehatan jasmani maupun rohani. Jadi? Masih pantaskah kita menyombongkan diri dengan mengatakan” Yang Gaji Kamu Siapa?”.
Kadang kita pasti berfikir segala yang kita miliki adalah hasil kerja keras kita sendiri tanpa bantuan dari siapapun, entah itu rumah mewah,mobil mewah,baju wah, ataupun bergelimbang uang dan harta dan kita lupa bahwa yang memberikan segala yang kita miliki sekarang adalah Allah, Allah lah yang memudahkan segala urusan kita,pekerjaan kita dan rezeki kita. Itu semua karena Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan segala yang kita miliki sekarang.
Jadi apa yang perlu kita sombongkan jika segala yang kita miliki hanyalah sekedar titipan? Saat ini banyak diantara kita yang sombong karena apa yang dimilikinya, bangga dengan harta, jabatan,rumah kendaraan,gelar dan lain sebagainya. Tapi benarkah semua itu milik kita? Sesungguhnya segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat hina hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan.
Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya. Allah SWT berfirman:
????????? ???????????? ???????????? ?????????????? ????????? ????????? ???? ????????????? ??????????? ???????? ????????????? ????? ????????? ????????? ????????????? ?????????
Artinya : “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.( QS.Luqman [31:18])
Kehidupan kita adalah karunia dari Allah. Hanya Allah yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Allah, sedangkan kita hanya singgah sementara dan hanya sebentar saja. Jadi jangan mengatakan “ Yang Gaji Kamu Siapa?”
by : Dewi Utami
Inspirasi Lainnya
-
SOLUSI MENDIDIK ANAK GENERASI HOME SERVICE
mendidik anak bukanlah hal mudah, di generasi home service tantangannnya lebih berat lagi untuk mendidik anak berakhlakul karimah. bagaimana solusi untuk mendidik anak di generasi Home Service ini ? Solusi mendidik anak generasi Home Service yaitu......................................
-
Lelaki Romantis yang Aku Cintai
Kisah romantis antara sepasang suami istri hingga usia senja
-
Halloo orang-orang sukses!!!
Motivasi adalah sebuah dorongan semangat atau perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam hidup ini semua orang membutuhkan setiap motivasi dari orang terdekatnyaa. Seperti halnya anak ayah dan bunda yang selalu membutuhkan motivasi agar selalu tetap bersemangat setiap harinyaa untuk terus menerus belajar.
-
Belajar dari Keyakinan dan Kegigihan Abdul Muthalib
Tidak ada sesuatupun yang Mustahil bagi Allah yang Maha Kuasa. Setiap kita berusaha, landasi dengan keikhlasan, keyakinan pa da taqdir Allah, dan sikap pantang menyerah. Jika kita ikhlas dan yakin maka kita akan merasa optimis dan semangat dalam memperjuangkan apa yang kita cita-citakan. Niat tulus Abdul Muthalib untuk membantu sesama diiringi keyakinan yang kuat, dan kegigihan yang teguh, pantang menyerah sebelum berhasil dan fokus pada tujuan, bukan komentar orang.