Kisah Hikmah Sygma Daya Insani

Sang Ahli Ibadah Masuk Neraka Karena Mengabaikan 4 Syarat ini. Apa Saja Syaratnya ?

Sang Ahli Ibadah Masuk Neraka Karena Mengabaikan 4 Syarat ini. Apa Saja Syaratnya ?

Oleh administrator | Senin, 21 November 2016 04:24 WIB | 111720 Views

Jangan berbicara kecuali benar dan bermanfaat karena setiap patah kata pasti didengar Allah dan harus kita pertanggungjawabkan. Berpikir dan menimbang sebelum bicara menjadi satu keniscayaan. Bertanyalah selalu, pantaskah saya bicara seperti ini? Benarkah perkataan ini kalau saya ucapkan?

Sang Ahli Ibadah Masuk Neraka Karena Mengabaikan 4 Syarat ini. Apa Saja Syaratnya ?


Jangan berbicara kecuali benar dan bermanfaat karena setiap patah kata pasti didengar Allah dan harus kita pertanggungjawabkan. Berpikir dan menimbang sebelum bicara menjadi satu keniscayaan. Bertanyalah selalu, pantaskah saya bicara seperti ini? Benarkah perkataan ini kalau saya ucapkan?

Ada perkataan yang benar, tetapi tidak tepat situasi dan kondisinya. Islam mengistilahkan kebenaran dalam perkataan sebagai qaulan sadida. Apa syaratnya?

Syarat Pertama, apa yang dikatakan harus benar. Benar disini mengandung arti bahwa perkataan kita harus sesuai dengan kenyataan, tidak menambah-nambah atau mengurangkan.

“Biasakanlah berkata benar karena kebenaran menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke surga. Hendaklah seseorang itu selalu berkata benar dan berusaha supaya tetap benar sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang ash shiddiq (amat benar)” HR Bukhari Muslim

Syarat kedua, setiap kata memiliki tempat yang tepat dan setiap tempat itu memiliki kata yang tepat. Tepat di satu tempat, belum tentu tepat di tempat lain. Ada hal yang tepat di mata orang tua, tetapi di mata anak muda kurang tepat. Tepat menurut guru, tetapi menurut murid belum tepat. Kebenaran dalam berbicara belum cukup. Dibutuhkan kecerdasan membaca situasi dan objek yang diajak bicara. Pengemasan komunikasi tidak kalah penting dengan isi pesan yang akan dikomunikasikan.

Syarat ketiga, kita harus bisa mengukur apakah kata-kata kita itu melukai atau tidak karena sensitivitas tiap orang itu berbeda-beda. Jika sebuah pembicaraan terasa biasa-biasa saja bagi seseorang, bisa saja pembicaraan tersebut menjadi sangat menyinggung bagi orang lain. Pertanyaan “kapan menikah?” adalah pertanyaan yang menggelikan bagi anak SMA, tetapi menjadi pertanyaan yang sangat memberatkan bagi seorang gadis berusia empat puluh tahun.

Syarat keempat, pastikan perkataan itu bermanfaat. Dari Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam,… “ HR Bukhari Muslim
 
Dalam hadist lain, beliau pun bersabda, “Tidak akan lurus iman seseorang sebelum lurus hatinya dan tidak akan lurus hati seseorang sebelum lurus lidahnya; dan tidak pernah masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari gangguan lidahnya”

Orang yang lidahnya senang mengganggu tetangganya diharamkann masuk surge. Suatu hari dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam perihal seorang perempuan yang rajin berpuasa dan hendak shalat tahajud, tetapi perempuan ini sering menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya. Rasulullah pun mengatakan, “Dia berada di neraka”
 
Sumber: Asmaul Husna Effects

Produk Pilihan

Paket Buku Pintar Iman & Islam (B.

Detail
Rekomondasi Blog