

Ketika Aku Mengeluhkan kebaikanku
Oleh Srie Harwani Dasa Novita Parwati | Senin, 03 Desember 2018 09:48 WIB | 64929 Views
Masihkah Ada kalanya ketika kita sebagai seorang isteri dan ibu dari anak anak kita, begitu sangat melupakan kebaikan yang ada pada diri kita sendiri? Seolah-olah kita selalu merasa pekerjaan rumah tangga yang setiap hari, setiap waktu,setiap tarikan nafas, begitu amat membebani diri ini. Kenyataanya?, disadari atau tidak, ada kebaikan disana, ada ketaqwaan disana, ada pahala yang terus mengalir. Pahala Rabbmu yang tiada putus Kau terima. Apakah kita merasa pekerjaan rumah tangga ini adalah sebuah beban? bagaimana Rasulullah saw memberikan nasihatnya kepada Fathimah, putri tercintanya?
Dikisahkan pada suatu hari pagi-pagi sekali, Fathimah pergi mengambil air. Masih dengan nafas tersengal-sengal, Fathimah menggiling syair (sejenis padi padian). Dengan susah payah, Fathimah memutar penggilingan. Keringat mulai membasahi dahinya. Berkali-kali Fathimah menyeka keringatnya.
Fathimah memandang setumpuk syair yang belum digiling. Perutnya mulai terasa perih. Tanpa terasa, air mata menggenang di sudut sudut matanya. Tiba tiba Rasulullah saw. datang. "Putriku, kenapa engkau menangis?" tanya Rasulullah saw. sambil memandang lekat Fathimah.
Fathimah menyeka air mata yang siap berhamburan dari sudut matanya. Fathimah berusaha tersenyum. "Aku merasa sangat kelelahan dengan semua pekerjaan ini," ujar Fathimah.
"sini biar aku bantu," Rasulullah saw. meraih penggilingan dan syair itu, kemudian, beliau membantu Fathimah menggiling syair. "Jika Allah swt menghendaki, penggilingan itu akan berputar dengan sendirinya untukmu. akan tetapi, Allah swt menghendaki dituliskannya beberapa kebaikan, dihapuskan-Nya kesalahanmu, dan diangkatnya untukmu beberapa derajat," nasihatnya.
Fathimah tersenyum sambil mengangguk. Setumpuk syair sudah selesai digiling, kini saatnya dimasak. Dia menyalakan tungku dan memasak. Rasulullah saw memandang puterinya dengan penuh kasih.
"Fathimah, jika seorang menggiling tepung untuk suami dan anak anaknya, Allah swt menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat," nasihat rasulullah saw lagi.
Fathimah memandang ayahnya penuh kasih, kemudian dia melanjutkan pekerjaanya. Fathimah kembali bersemangat mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Saudariku, begitu banyak kebaikan yang kadang tidak pernah kita sadari. Dan kebaikan itu hanya kita anggap angin lewat yang selalu menerjang kita begitu dahsyat. Mungkin ada yang salah, ketika setumpuk pakaian kotor menanti kita seolah melambai lambai untuk segera kita mencucinya, siapa yang salah?.
Ketika terlihat lagi pakaian bersih menumpuk berhari hari, dengan langkah gontai, kadang juga diselingi ungkapan yang mengisyaratkan keluhan, kita kerjakan untuk di setrika, siapa yang salah?
di lain tempat terlihat juga tumpukan piring kotor, yang penuh lemak, seakan akan ingin segera minta dibersihkan, langkah beratpun mengiringi menuju piring piring kotor tersebut, siapa yang salah?
Belum lagi ruang tamu yang berserakan oleh ulah anak anak yang memang pada masanya itu sangat aktif. Sesekali mulut ini berteriak untuk meminta mereka berhenti semua kegaduhan itu, siapa yang salah?
jawabannya adalah, Diri kita sendiri, karena diri kita selalu melupakan, bahwa semua itu adalah kebaikan yang kita berikan untuk keluarga dirumah. Kebaikan yang hanya semata mata mengharap Ridho Allah swt.
Saudariku, semua itu terjadi karena kita menganggapnya adalah TUGAS, tugas yang harus diselesaikan setiap harinya. Pernahkah kita menganggap semua itu adalah Kebaikan? yang mana hasil dari Kebaikan itu nantinya akan kita dapatkan balasan Pahala yang akan terus mengalir, diberikan oleh Allah swt. Seperti Yang disampaikan Rasulullah saw kepada Fathimah bahwa Allah swt menghendaki untuk kita beberapa kebaikan, dihapuskannya kesalahan, dan Allah mengangkatnya beberapa derajat untuk kita.
Semoga diri inipun selalu berada dibarisan wanita wanita yang tercatat oleh Allah swt suatu kebaikan. Aamiin
Kisah hikmah dinukil dari buku: Rasulullah Teladan Utama
#Kisahhikmah #Basicsellingonline #sygmadayainsani
Kisah Hikmah Lainnya
-
Semut dan Rezeki
Kisah Semut dan Rezeki,, semoga bisa menjadi bahan renungan bersama
-
Masjid yang Pertama kali di Bangun di Dunia
Setelah itu, beliau menyuruh Abu Bakar lalu Umar bin Khattab dan setelahnya Utsman bin Affan. Ammar bin Yasir adalah orang yang pertama kali membangun temboknya. Kemudian, para sahabat Muhajirin dan Anshar membangunnya bersama-sama.
-
Persekongkolan Laba-laba dan Burung Merpati di Gua Tsur
"Kita harus melintasi jalan yang berlawanan" ucap Rasulullah SAW. Kepada Abu Bakar. "baiklah" jawab Abu Bakar dengan patuh. mereka melintasi jalur selatan menuju Yaman. Ketika itu, jalur utama menuju Yastrib ada di utara. Mereka berharap tidak akan menemukan siapapun di jalan yang dilewati. setelah menempuh 5 mil perjalanan, mereka tiba di Gunung Tsur. Mereka bermaksud mendaki puncak gunung. Disanalah terdapat Gua Tsur.
-
BUKTI RASULULLAH SAW MENGAJARKAN UNTUK MENCINTAI DAN MENYAYANGI ANAK-ANAK
Rasulullah SAW adalah kakek yang penyayang. Beliau sangat sering bermain dengan cucu-cucunya. Beliau memberikan Umamah, Putri Zainab dan Abu Al Ash, manarik-narik jubbah beliau sedang shalat. Bahkan, Rasulullah SAW membiarkan Umamah menunggangi punggung ketika beliau juga sedang shalat.
Yani Suryani ([email protected] )
ReplySemoga kita para ibu rumah tangga, bisa menjalankan keseharian kita dengan penuh ikhlas agar bernilai kebaikan.bukan hanya sekedar penggugur kewajiban semata.
#Semangat
rafiatul kh ([email protected])
ReplyApa-apa yang dinasehatkan Rasulullah itu memang selalu menguatkan jiwa ya kak...keren kisahnya...????
Lestari ([email protected])
ReplyMaa Syaa Allaah...
Inspiratif Bunda Srie