Parenting dan Anak Sygma Daya Insani

Berbagai Cara Agar Orangtua Tidak Menghukum Anak dengan Kekerasan

Berbagai Cara Agar Orangtua Tidak Menghukum Anak dengan Kekerasan

Oleh dr. Rachmah Yanty Mustika | Jum'at, 31 Maret 2017 09:21 WIB | 97095 Views

Ayah Bunda, setiap keluarga memiliki caranya masing-masing dalam membentuk karakter baik. Seperti contohnya dalam mendidik anak. Anak tak lepas dari kesalahan, berbagai ide kreatif di lakukan oleh Ayah Bunda untuk menegur anak. Teguran dimaksudkan agar anak jera terhadap kesalahannya.

Ayah Bunda, setiap keluarga memiliki caranya masing-masing dalam membentuk karakter baik. Seperti contohnya dalam mendidik anak. Anak tak lepas dari kesalahan, berbagai ide kreatif di lakukan oleh Ayah Bunda untuk menegur anak. Teguran dimaksudkan agar anak jera terhadap kesalahannya.

Saya sangat terinspirasi dengan note Contoh Cara Menghukum Anak Tanpa Kekerasan dan Siksaan ini. Pasalnya, kadang sebagai Ayah Bunda, terburu emosi, anak ada salah, Ayah Bunda lalu MENGHAJARNYA bukan MENGAJARNYA akan kesalahan tersebut hingga anak tak mengulanginya. Nah, strategi ini bagus banget, insha Allah akan relevan sepanjang jaman.
 
Mari Ayah Bunda simak detailnya ..
Seorang ibu berkata:
 
“Saya punya dua anak, pertama berusia enam tahun dan kedua sembilan tahun. Saya sampai bosan menghukum mereka saking seringnya. Semuanya seolah tidak ada gunanya. Kira-kira apa yang harus saya lakukan?”
 
Saya berkata: “Sudah mencoba metode memilih hukuman?”
Dia menjawab: “Saya tidak tahu. Bagaimana?”
 
Saya berkata: “Sebelum saya jelaskan idenya, ada sebuah kaidah penting dalam meluruskan perangai anak yang Ayah Bunda sepakati. Yaitu: Setiap jenjang usia memiliki metode pendidikan tertentu. Semakin besar anak Ayah Bunda akan membutuhkan berbagai metode dalam berinteraksi dengannya. Namun, Ayah Bunda akan mendapati bahwa metode memilih hukuman cocok untuk semua usia dan hasilnya positif sekali.
 
Sebelum Ayah Bunda menerapkan metode ini, Ayah Bunda harus memastikan apakah anak sengaja ataukah tidak melakukan kesalahan tersebut, agar nantinya pelajaran yang Ayah Bunda berikan memberikan manfaat.
 
Jika tidak sengaja, maka tidak perlu diberi hukuman, cukup ingatkan saja apa kesalahannya.
 
Adapun jika kesalahannya terulang terus atau sengaja, maka Ayah Bunda bisa memberinya pelajaran dengan berbagai metode, diantaranya: Tidak memberikannya hak-hak istimewa, atau memarahinya dengan syarat bukan sebagai pelampiasan dan jangan memukul.
 
Ayah Bunda juga bisa menggunakan metode memilih hukuman. Idenya begini:
 
Ayah Bunda minta dia untuk merenung dan memikirkan tiga hukuman yang akan dia ajukan kepada Ayah Bunda. Katakanlah misalnya: Tidak mendapat uang saku, atau tidak boleh main ke rumah teman selama sepekan, atau handphone miliknya disita.
 
Lalu Ayah Bunda pilih salah satu untuk Ayah Bunda jatuhkan padanya.
 
Ketika tiga hukuman tidak sesuai dengan keinginan Ayah Bunda. Contohnya: Tidur, atau diam selama satu jam atau membersihkan kamar, maka Ayah Bunda minta dia untuk mencari lagi tiga hukuman lain.
 
Saya mengenal beberapa keluarga yang telah mencobanya dan ternyata sukses. Sebab ketika seorang anak memilih hukumannya sendiri, Ayah Bunda telah menjadikannya berperang melawan kesalahannya, bukan ketegangan dengan Ayah Bundanya disamping Ayah Bunda bisa menjaga ikatan kasih sayang Ayah Bunda dengan anak.
 
Selain itu Ayah Bunda juga telah menghormati pribadinya dan menjaga kemanusiaannya tanpa menghina ataupun merendahkannya.
 
Ibu itu menyela: “Tapi, tidak menutup kemungkinan hukuman yang diajukan tidak bisa mengobati kemarahanku.”
 
Saya menjawab: “Ayah Bunda wajib membedakan antara mengajar dengan menghajar. Tujuan memberi pelajaran adalah meluruskan perangai anak. Ini butuh kesabaran, pengawasan, komunikasi dan arahan yang berkesinambungan.
 
Adapun Ayah Bunda teriak-teriak di hadapannya atau memukulnya dengan keras, ini adalah menyiksa bukan mendidik. Ketika Ayah Bunda menghukum anak, Ayah Bunda tidak menghukum mereka sesuai kadar kesalahan, namun Ayah Bunda memberikan hukuman lebih, sebab disertai oleh kemarahan. Disebabkan banyaknya tekanan atas diri Ayah Bunda, akhirnya anak yang menjadi korban. Karena itulah Ayah Bunda menyesal setelah menghukumnya. Emosi membuat Ayah Bunda lupa diri, sebab itu ketika telah tenang Ayah Bunda menyesal telah tergesa-gesa.”
 
Kemudian saya berkata kepada ibu itu:”Saya tambahkan hal penting, yaitu ketika Ayah Bunda berkata kepada anak Ayah Bunda: Masuk kamar, merenung dan pikirkan lah tiga hukuman yang akan ibu pilih untukmu”, sikap seperti ini merupakan pendidikan. Sebab ia akan menjadi komunikasi batin antara anak yang telah melakukan kesalahan dengan dirinya sendiri. Ini bagus untuk meluruskan perangai dan introspeksi diri, selain termasuk pembelajaran yang memberikan hasil.”
 
Ibu itu berkata: “Demi Allah, ide yang cerdas. Saya akan coba.”
 
Saya berkata: “Saya sendiri telah mencobanya dan berhasil. Banyak juga keluarga yang saya ketahui mencobanya dan berhasil.
Penghargaan kepada anak tetap ada selama itu dalam rangka memberikan pelajaran.
 
Ibu itu pun pergi dan kembali sebulan kemudian. Dia berkata: “Metode itu sukses. Sekarang saya jarang emosi. Mereka sendiri yang memilih hukuman. Saya berterima kasih atas ide ini. Tapi saya mau bertanya dari mana Ayah Bunda mendapatkan ide luar biasa ini?”
 
Saya menjawab: “Dari metode Al-Quran. Sesungguhnya Allah memiliki perumpamaan paling tinggi. Allah memberikan tiga pilihan kepada orang yang melakukan kesalahan dan dosa, seperti perintah dalam kafarat sumpah dan lainnya, yaitu: Memerdekakan budak, atau puasa atau memberikan sedekah. Pilihan bagi pelaku kesalahan ini merupakan metode yang luar biasa.”
 
Ibu itu berkata: “Jadi ini adalah metode pendidikan Al-Quran.”
 
Saya berkata: “Benar, Al-Quran dan As-Sunnah memiliki banyak metode pendidikan luar biasa untuk memperbaiki perilaku manusia, kecil dan besar. Sebab Allah yang telah menciptakan jiwa-jiwa. Dia Maha Mengetahui apa yang pantas mereka dan apa metode yang sesuai untuk meluruskan dan menjaganya.”
 

Parenting dan Anak Lainnya
Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail
Rekomondasi Blog