

27 Alasan Logis Mengapa Harus Menciptakan Rumah Tanpa Teriakan
Oleh Ina Rizal | Senin, 06 November 2017 10:38 WIB | 94356 Views
"Mamaah, toloong ambilin baju papaaah yaa". Teriak sang papah dari dalam kamar. Padahal saat itu mamah sedang repot mengurus sarapan untuk si kecil. "Adiiik, stoop jangaaan berantakin semua mainannya". Mamah capek beresin mainan ini berkali-kali". "Mamaaaah, kakaaak rebut mainan adiiiiik." Teriak sang Kaka dari ruang depan.
"Adiiik, stoop jangaaan berantakin semua mainannya". Mamah capek beresin mainan ini berkali-kali".
"Mamaaaah, kakaaak rebut mainan adiiiiik." Teriak sang Kaka dari ruang depan.
Sound familiar? Mungkin di rumah tangga kita juga sering sekali terdengar teriakan-teriakan yang sering kali membuat gendang telinga mau pecah. Apakah berteriak memudahkan menyelesaikan masalah? Atau justru meningkatkan rasa stress dan kesal?? Berikut saya ada rangkuman materi parenting menciptakan rumah surga tanpa teriakan:
1. Semua orang menginginkan rumah tangga layaknya surga, agar penghuninya betah di dalamnya.
2. Ciri utama penduduk surga di antaranya bicara yang lembut. Tidak suka teriak atau membentak.
3. Kebiasaan berteriak justru merupakan ciri penduduk neraka. (QS 35:37)
4. Maka jika ada suara teriakan di dalam rumah, itu artinya suasana surga sudah berganti suasana neraka.
5. Kebiasaan teriak atau bicara melebihi desibel suara normal akibatnya akan mengeringkan cinta.
6. Sejatinya, cinta adalah kelembutan. Dan tidaklah sesuatu disertai kelembutan kecuali akan memperhiasnya (Hadits)
7. Itulah kenapa bukti cinta kepada Allah diminta kita tuk berdzikir dengan suara yang lembut, tidak berteriak di hadapan-Nya. (QS 7:205)
8. Kebiasaan berteriak di dalam rumah tangga sejatinya akan mengurangi rasa cinta.
9. Penting bagi setiap keluarga yang merindukan suasana surga, agar mengurangi teriakan di dalam rumah, terlebih untuk anak-anak kita.
10. Kebiasaan berteriak atau membentak di depan anak diakui oleh para ahli akan mengaktifkan batang otak anak.
11. Batang otak itu yang disebut otak reptil atau otak refleks. Anak cenderung merespon masalah tanpa berpikir.
12. Diledek teman refleks memukul. Ini tersebab batang otaknya lebih dominan daripada korteksnya, yang ajak dia untuk berpikir.
13. Anak yang batang otaknya menebal cenderung merespon sesuatu dengan prinsip 'flight or fight'.
14. Solusi akan jarang keluar dari anak dengan model begini. Yang ada adalah memuaskan emosi semata.
15. Maka, anak-anak yang gampang marah, tawuran dan sebagainya bisa dibilang karena batang otaknya cenderung lebih dominan.
16. Dan kalau ditelusuri penyebab awalnya, yakni kebiasaan dibentak atau diteriaki dari kecil baik oleh ortu atau guru di sekolah.
17. Dampak berikutnya dari kebiasaan berteriak di hadapan anak adalah: menghancurkan sel-sel otaknya.
18. Satu kali teriakan kepada anak di bawah usia 5 tahun akan menghancurkan 10 ribu sel otaknya setiap teriakan.
19. Hitung deh sudah berapa kali bentak anak. Kalikan 10 ribu. Maka, itulah dosa kita yang membuat anak kita gak pintar-pintar.
20. Berteriak ini belum tentu membentak. Bisa jadi sekedar bercanda untuk menyemangati. Ini tetap bahaya dan terlarang untuk dilakukan.
21. Kalau mau teriak di lapangan saja, di mana jarak ke anak kira-kira seratus meter.
22. Kembali kepada inti rumah tangga Surga. Yakni kebiasaan bicara lembut. Bahkan bisik-bisik di telinga anak untuk tumbuhkan cinta.
23. Tentu kelembutan ini bukan berarti abaikan ketegasan.
24. Sebab ketegasan itu bisa dilakukan tanpa harus berteriak-teriak.
25. Jadi, jika ada yang teriak-teriak di rumah kita, katakan: ini rumah surga. Di surga bicaranya lembut. Hanya penduduk neraka yang suka teriak.
26. Kesimpulannya, jika ingin memperbaiki pola asuh dan hubungan harmonis dalam rumah tangga, perbaiki cara komunikasi kita.
27. Dengan perbaikan komunikasi, maka menjadi baiklah amalan kita yang lainnya.
Mari kita perbaiki komunikasi dalam keluarga kita, terutama pada anak-anak kita, yang pada dasarnya mereka tidak ingin dibentak atau diteriaki. Semoga kita berhasil menjadi orang tua yang sukses berkomunikasi dengan baik.
Repost by : KAJIAN ISLAMIC PARENTING
Parenting dan Anak Lainnya
-
Kata Kak Seto Tentang Berani Bicara dan Kreatif
"Saat ini banyak orang tua yang jarang membacakan dongeng kepada anak, padahal anak yang secara rutin mendengarkan dongeng bisa melatih anak supaya berani bicara dan kreatif" hal ini disampaikan oleh Kak Seto sebagai ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia saat menjadi pembicara dalam workshop minat baca di Jawa Timur.
-
Jauhkan Anak Anda Dari Televisi Dengan 5 Cara Ini
Ayah bunda, berbagai tayangan telvisi yang baik maupun yang buruk dilihat oleh anak-naka kita. Dari pejabat yang berkata kasar, pertengkaran, berita pemerkosaan, iklan sabun mandi, dan lain lain. Bagaimana menanggulangi adanya tayangan buruk dalam televis terhadap anak, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua?
-
Ini 4 Manfaat Cerita Islami untuk Anak
Abi dan Ummi, salah satu cara Allah Swt. menyampaikan petunjuk, perintah, larangan, dan peringatan-Nya kepada anak adalah melalui cerita. Alquran yang merupakan firman-Nya banyak dihiasi cerita tentang kisah nabi, surga-neraka, dan orang-orang zaman dahulu. Allah Swt. tahu bahwa manusia sangat menyukai cerita.
-
Butuh Kebersamaan Cinta Oleh Bunda Kurnia
Andai sezaman dengan Rasulullah SAW, mungkinkah dia datang hanya untuk yang dicintai & mencintainya saja? Andai begitu, barangkali kita takkan pernah mendengar, bagaimana seorang Abu Sufyan paman yang memusuhi-nya justru dimuliakan dan kediamannya menjadi tempat penyelamatan di Futuh Makkah.