

4 Cara Agar Ibu Lebih Siap Menghadapi Anak yang Rewel
Oleh administrator | Rabu, 22 November 2017 11:02 WIB | 89547 Views
Seorang Bunda adalah seorang manusia tangguh dan kuat karena harus menjaga suami dan anak-anaknya. Bunda pun mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesuksesan suami dan anak, bahkan ada pepatah mengatakan bahwa ???Jika Ingin mengetahui keberhasilan suatu negara, maka lihatlah para wanitanya???. Keberhasilan seorang Bunda tak lepas dari yang namanya ???kesabaran???. Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan sehubungan dengan malatih diri kita sebagai orangtua dalam upaya meningkatkan kemampuan pengendalian emosi, antara lain adalah :
Keberhasilan seorang Bunda tak lepas dari yang namanya “kesabaran”. Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan sehubungan dengan malatih diri kita sebagai orangtua dalam upaya meningkatkan kemampuan pengendalian emosi, antara lain adalah :
1. Bila kita tidak ‘siap’ menghadapi anak yang saat itu sedang marah, menangis, teriak2, atau menunjukkan perilaku-perilaku tantrum lainnya, maka sebaiknya kita ‘menyingkir’ terlebih dahulu untuk menenangkan diri. Segera pindah dari hadapan anak, dan lakukan aktivitas-aktivitas yang bisa membuat kita lebih siap menghadapi anak dengan segala perilakunya. Bunda atau Ayah bisa mengambil air wudhu, atau mandi, atau sholat sunnah 2 rakaat, atau masuk ke dalam kamar tidur untuk berbaring sebentar, atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang bisa membuat kita lebih tenang. Setelah kita merasa lebih siap, barulah kita masuk ke ‘arena’ anak tanpa mudah terpancing dengan perilaku tantrum anak.
2. Ketika anak sedang tantrum atau marah, kita tidak perlu menasehati panjang lebar. Cukup dengan memasang wajah afek datar dan abaikan segala perilaku tantrum tersebut. Nanti, ketika anak sudah tenang, barulah kita peluk, cium sambil kita katakan bahwa betapa kita sangat mencintainya. Sampaikan pada anak mengenai perasaan Bunda atau Ayah bila sang anak marah-marah, teriak-teriak, melawan, pukul, banting-banting barang, dll, dan tidak perlu nasihat yang panjang dan lebar.
Jangan lupa, ketika anak menunjukkan perilaku yang positif, berilah apresiasi pada anak. Bisa dengan pujian yang disertai dengan senyum termanis dari Bunda dan Ayah, pelukan, ciuman, dll. Story telling atau mendongeng atau bercerita pada anak, juga merupakan terapi yang sangat efektif dalam membentuk karakter-karakter positif pada Balita kita. Ayah dan Bunda bisa membeli buku atau cukup “mengarang” cerita dengan konteks yang sesuai dengan masalah anak.
3. Orang tua, Ayah dan Bunda juga harus memiliki waktu untuk diri sendiri. Pada waktu ini, Ayah dan Bunda bisa melakukan aktivitas-aktivis yang sifatnya relaksasi atau dengan mengerjakan hobby yang bisa mengobati rasa jenuh. Tidak perlu waktu berjam-jam lamanya, tilawah, solat, mendengarkan musik, membaca buku, berendam dibathtub dengan air yang hangat, olah raga, menelpon teman lama, merangkai bunga, berkebun, makan malam di luar bersama teman, adalah contoh-contoh aktivitas yang bisa dilakukan ayah dan Bunda yang bisa membuat otak dan hati kita menjadi lebih fresh. Dengan demikian diharapkan kita bisa jauh lebih siap dalam menghadapi segala perilaku anak.
4. Hal yang tak kalah penting adalah dengan banyak berdo’a dan selalu memohon kepada ALLAH SWT agar kita senantiasa diberikan keshabaran dalam mendidik anak-anak kita.
Demikian sharing dari saya. Semoga ALLAH SWT membantu kita untuk mjd orang tua yang bijaksana, shabar, cerdas dan kreatif dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan sang cahaya mata.
sumber: Fajriati Maesyaroh, Psi
Parenting dan Anak Lainnya
-
6 Cara Memperbaiki Sifat Buruk Anak Karena Salah Pola Asuh
Ayah Bunda setelah membahas mengenai dampak dari anak manja di artikel Takaran Cinta yang Salah Membinasakan Anakmu kini kita bahas mengenai bagaimana mengatasi anak yang sudah terlanjur manja. Anak dengan sifat manja biasanya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang ia inginkan, dan ketika ia mendengar kata tidak maka ia akan mengamuk, marah, merengek, menendang, dan sebagainya. Lalu bagaimana jika anak Ayah Bunda sudah memiliki sifat manja?
-
Takaran Cinta yang Salah Membinasakan Anakmu
Pernahkah melihat atau mungkin mengalami sendiri ketika menakar tepung saat membuat kue kurang atau lebih? Bagaimana hasil kuenya? Tentunya tidak seperti yang diharapkan. Sudah mencontek resep namun karena tidak ada timbangan yang memadai, akhirnya menggunakan sejata kira-kira, menakar tepung pun meleset jadinya. Apapun itu, ketika ada salah dalam penakaran, tentu hasilnya tak maksimal. Demikianlah orang tua sering melakukannya.
-
Negeri Para Ayah: ???Apa Tugas Ayah????
Negeri Para Ayah: ???Apa Tugas Ayah???? Oleh: Ust. Arif Rahman Hakim Trus yang disebut AYAH itu bagaimana sih? "AYAH itu gelar untuk lelaki yang mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar 'memiliki' anak"
-
Negeri Para Ayah: "Bagaimana Cara Menjadi Ayah?"
Bagaimana Menjadi AYAH? Lho, kok bagaimana menjadi ayah? Memangnya saya bukan seorang Ayah? Saya sudah punya anak lho! Berarti saya seorang ayah! Dalam bahasa kita, bahkan bahasa daerah kita, kita mengenal berbagai sebutan untuk Ayah. Ada Rama/Romo, Abi, Abuya, Abah, Bapak, Papa, Baba. Apih, Papih, Bapa/bopo, dan mungkin masih banyak lagi. Tapi semua sebutan itu bermakna sama saja, yaitu menyebut tentang sosok laki-laki yang memiliki anak, atau juga tidak memiliki anak tetapi sudah cukup berumur, sehingga dipanggil seperti itu.