Awal Jatuh Cinta Kepada SDI
Kamis, 26 April 2018 11:56 WIB | 42751 Views
Awal perkenalan dengan buku-buku SDI sungguh menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Pertama kali nodong suami untuk membelikan buku-buku dengan harga yang menurut suami mahal tetapi bagi saya tidak (karena sesuai dengan konten dan benefit yang ditawarkan SDI). Akhirnya, dengan kuasa Allah SWT dan ijin suami, pelan tapi pasti saya mulai memboyong buku-buku SDI ke rumah. Menyisihkan waktu untuk membacakan siroh kepada anak saya yang masih balita menjadi kegiatan favorit saya sekarang.
Menjadi ibu dengan segudang kesibukan sungguh membuat lelah. Kadang rasanya ingin sekali menyerah. Tapi jika ingat tekad bulat dulu ketika menikah, selagi saya mampu saya ingin meraih ilmu setinggi-tingginya meski saya sudah menikah sekalipun. Karena kewajiban menuntut ilmu sepanjang hayat, tak terbatas oleh usia. Beginilah keadaan saya sekarang, kuliah sembari mengurus anak dengan tugas tugas kuliah dan rumah tangga yang seperti tak ada hentinya. Namun, saya menikamtinya. Sedikit waktu yang saya punya untuk anak saya manfaatkan sebaik-baiknya. Cara mengisi waktu yang berkualitas dengan anak saya yang masih balita, salah satunya dengan membacakan cerita untuknya. Awalnya saya bingung, karena saya bukan tipe orang yang pandai bercerita. Lalu saya kemudian melihat iklan di salah satu aplikasi telegram tentang buku bacaan anak-anak. Dan berkenalanlah saya dengan buku-buku SDI.
Buku pertama saya #BalitaBerakhlakMulia sungguh sangat membatu saya mengenalkan berbagai macam kosa kata kepada anak dan mengajarkan akhlak-akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah kepada anak sejak dini. Gaya penuturannya yang ringan ,singkat, padat dan jelas membuat anak saya betah jika dibacakan buku. Membaca satu judul bukupun tak sampai lima menit selesai. Karena rentang waktu konsentrasi anak balita yang pendek menjadikan buku ini cocok sekali untuk balita. Kadang saya membacakannya sembari menemani anak main, jadi tak harus dia memegang bukunya. Yang terpenting buat saya dia mau mendengarkan itu tak apa, nanti lama kelamaan dia jadi terbiasa mendengarkan suara ibunya mendongeng. Yang membuat saya takjub, sekarang anak saya sudah bisa minta ibunya bacakan buku. “Ibu,buku.....” saya tahu itu kode buat saya supaya mau menemani dia melihat buku. Ia melihat , karena anak saya kan belum bisa membaca, tetapi lebih kepada dibacakan. Kadang muncul pertanyaan tentang gambar-gambar yang muncul di buku. Dan anak saya yang mulai muncul sifat cerewetnya (padahal umurnya belum genap 2 tahun) mulai bertanya tentang gambar -gambar yang dia lihat di dalam buku. Sungguh, buku-buku SDI bisa menjadi solusi membatu anak mengajarkan siroh sejak dini. Terima kasih SDI.
Parenting dan Anak Lainnya
-
jika suatu saat nanti kau jadi ibu
Jika suatu saat kau menjadi ibu maka jadilah ibu terbaik
-
11 Kalimat positif agar anak mau mendengarkan
Pendekatan yang penuh cinta akan membentuk hubungan positif dan komunikasi terbuka agar anak mau mendengarkan instruksi orangtuanya. Anak-anak, terutama usia balita, memang sering mengetes batas kesabaran orangtuanya. Maka tak perlu heran jika kita sering menaikkan intonasi suara semata-mata agar anak mau mendengarkan apa yang kita perintahkan. Balita bisa menjadi sangat keras kepala. Meski ia mendengar apa yang kita katakan, balita lebih memilih untuk mengabaikannya. Inilah pentingnya penggunaan kalimat positif yang akan membantu memperbaiki komunikasi Anda dengan anak. Pendekatan dengan menggunakan kalimat positif juga terasa jauh lebih efektif ketimbang dengan kata-kata penuh kemarahan atau tuduhan.
-
Bahagia Jadi Ibu 24 Jam
Bahagia jadi Ibu selama 24 jam, mungkinkah ? Pekerjaan rumah yang menumpuk diiringi tangisan si bocah...
-
Before Bed Story
Dari sejumlah alasan mengapa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional, ada satu alasan yang mungkin kita tidak pernah pikirkan sebelumnya. Yaitu kebiasaan bangsa Inggris yang gemar bercerita kepada anak anaknya sebelum tidur. Apa hubungannya yah?