Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Selasa, 16 Oktober 2018 14:20 WIB | 70097 Views
Benarkah pendidikan seks usia dini itu mengajarkan bagaimana kegiatan seks suami istri diusia dini? Ternyata ini salah besar. Seks dalam artian hubungan suami istri tidak diajarkan pada anak usia dini. Tapi diajarkan ketika anak akan memasuki jenjang pernikahan. Lantas bagaimana pendidikan seks usia dini? Apa yang diajarkan?
Parenting On Kid's Passion.:
Benarkah pendidikan seks usia dini itu mengajarkan bagaimana kegiatan seks suami istri diusia dini?
Ternyata ini salah besar.
Seks dalam artian hubungan suami istri tidak diajarkan pada anak usia dini.
Tapi diajarkan ketika anak akan memasuki jenjang pernikahan.
Lantas bagaimana pendidikan seks usia dini? Apa yang diajarkan?
Pendidikan seks anak usia dini mengajarkan beberapa hal berikut.
Pertama, pendidikan seks anak itu mengajarkan bagaimana anak laki-laki tumbuh menjadi laki-laki tulen.
Dan perempuan tumbuh menjadi perempuan tulen.
Tidak sebaliknya.
Laki-laki tumbuh menjadi keperempuan-perempuanan.
Perempuan tumbuh menjadi kelelaki-lakian.
Jadi pendidikan yang membuat laki-laki menjadi laki-laki 100 % dan perempuan menjadi perempuan 100% itu penting sekali sekarang ini.????
Semenjak kecil laki-laki tidak boleh dipakaikan rok, diajari berdandan atau bahkan di dandanin menjadi perempuan.
Tumbuhkan jiwa kelelakianya.
Demikian juga perempuan, tumbuhkan jiwa femininya.
Yang kedua adalah batasan aurat.
Ayah bunda bisa memberi penjelasan kepada putra putrinya tentang perbedaan batas aurat antar perempuan dan laki-laki.
Aurat laki-laki antara pusar dan lutut.
Aurat perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Penjelasan aurat ini nanti juga membantu orang tua untuk bisa menanamkan pemahaman terhadap anak, kalau itu termasuk aurat tidak boleh sembarang orang melihat dan memegang.Kecuali mahram misal ayah bundanya.
Nah disini bisa diajarkan tentang tidak boleh aurat disentuh sembarang orang, harus dilindungi.
Kalau ada orang yang mau menyentuh dan bukan ayah bundanya bisa teriak minta tolong guru, atau orang-orang yang dikenal.
Termasuk diajarkan bagaimana thaharah atau menjaga kesucian aurat yang salah satunya organ seksual.
Ini penting agar anak-anak bisa merawat organ seksual mereka.
Yang ketiga adalah memisahkan tempat tidur anak.
Pemisahan tempat tidur anak ini biasanya diusia 10 tahun.Perintahnya bersamaan dengan mengajarkan sholat dan memisahkan tempat tidur anak.
Merujuk pada dalil larangan mudhâja’ah (tidur bersama), dengan tegas telah disebutkan oleh Nabi saw.:
?????? ??????????????????? ????????????????????? ???????? ???????????????????? ??????????? ???????? ??????????????????? ????????????????? ???????? ???????????????????? ???????????? ?????????????????? ???????????????? ???? ???????????????????????
Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika usia mereka tujuh tahun; pukullah mereka karena (meninggalkan)-nya saat berusia sepuluh tahun; dan pisahkan mereka di tempat tidur.” (HR Abu Dawud).
Apa alasan dibalik pemisahan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan?
Untuk menegaskan eksistensi bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan.
Sehingga perlu ada pemisahan tegas, sampai tempat mereka tidur.
Yang keempat adalah ada ijin ditiga waktu ketika masuk kamar orang tua mereka.
Ijin masuk kamar ini adalah waktu setelah isya, sebelum subuh dan pada waktu dhuhur(QS. An Nur 58)
Kenapa?
Karena di ketiga waktu tersebut aurat orang tua biasanya terbuka.
Sampai sedetail ini aturan Islam agar tidak memberi rangsangan seksual diusia dini sekecil apapun pada anak.
Dan dengan pendidikan seksual dalam 4 langkah tadi Islam juga menghendaki tidak ada pedofilia, pornografi, LGBT, incest,dan penyakit-penyakit seksual lainya.
Agar anak-anak tumbuh dengan pertumbuhan hebat dan mulia sebagaimana tujuan diciptakan manusia adalah menjadi makhluk yang mulia.
Kemudian pertanyaannya,kapan anak diajarkan tentang hubungan suami istri?
Saat mereka memasuki jenjang pernikahan.
Bukan disaat usia dini.
Jadi ayah bunda, sudah saatnya kita merevisi pendidikan seks pada putra-putri kita.
Mulai hari ini.
Parenting dan Anak Lainnya
-
menggunakan bahasa kasih terhadap anak
Rasulullah pun pernah menerima pernyataan serupa yang bertentangan dengan moral dari seorang pemuda yang menghadap beliau. Wahai Rasul, aku telah dapat tunaikan seluruh ajaran�Islam, kecuali zina. Mendengar pernyataan pemuda tersebut, beberapa sahabat marah. Tetapi, Rasul dengan santun malah bertanya, Wahai pemuda, apakah kamu punya bibi atau saudari perempuan? Ya, jawab pemuda tersebut Rasulullah saw bertanya lagi, Bagaimana perasaanmu jika ada yang menzinai bibi atau saudarimu? Dengan lantang pemuda itu menjawab, Saya akan bunuh orang yang berani berbuat kurang sopan terhadap bibi dan saudariku! Rasulullah saw. berkata, Begitu pula perasaan orang-orang yang bibi dan saudarinya telah engkau zinai. Rasulullah saw. tidak langsung menolak pernyataan tersebut dengan ceramah atau instruksi. Tetapi, Rasulullah saw berusaha memahami perasaan pemuda tersebut dan mengungkapkan pertanyaan yang mendorongnya untuk menjawab sekaligus menghentikan kebiasaan buruknya. Ketika anak berkata�ibu jahat!. Biasanya yang dimaksudkan bukanlah arti jahat bagi orang dewasa. Mungin ia kecewa karena ibunya tidak membelikannya coklat, sehingga respon yang lebih pas adalah Kamu kecewa ya, karena tidak dibelikan coklat? bukan, Nak,�nggak�sopan bilang mama jahat.
-
Apakah doa kita Didengar Allah
Pernah dapat lontaran pertanyaan mengejutkan macam gini ndak Bund..."Ibuu, benarkah Allah mendengar doa-doa kita?" . . Terkadang pertanyaan yang muncul dr lisan polos bocah bikin kita sebagai ortu kelabakan mau dijawab gimana ya..biar ne bocah bisa mengerti penjelasan kita..?
-
SANTRIKU SE-SHOLIH ISMAIL, A.S (AMIIN)
Insya Allah jika "sang guru" nyaman. Besok pagi ketika ku tanya ceritakan pengalamanmu yang kurang menyenangkan nak, tak ada lagi kalimat yang keluar dari lisannya "di omelin bunda dan di marahin ayah".
-
Kunci Sukses Mendidik Anak di Era Digital
Menyikapi perkembangan teknologi tersebut, orangtua perlu mengambil tindakan untuk membentengi anak dari pengaruh negatif teknologi, khususnya teknologi komunikasi. Meski dampak positifnya tak dapat kita kesampingkan. Anda tak harus jadi pakar teknologi. Setidaknya tahu bagaimana mengelola penggunaan teknologi di rumah. Bagaimana caranya? Terapkan beberapa tip berikut ini, dan usahakan dimulai sejak anak usia dini.