Mengenali 6 Kekerasan Emosional dan Pengaruhnya di Masa Depan Anak
Oleh Sygma Inovation | Jum'at, 29 Maret 2019 11:38 WIB | 78674 Views
Enam kekerasan emosional yang bisa terjadi pada anak, antara lain: 1) Penolakan pada anak 2) Sikap acuh atau mengabaikan anak 3) Meneror anak atau membuatnya gentar 4) Pengasingan pada anak 5) Pengaruh buruk atau negatif pada anak 6) Eksploitasi anak
Menurut The Minds Journal ada enam kekerasan emosional yang bisa diantisipasi oleh orang tua agar tidak berpengaruh pada masa depan anak. Apa saja keenam jenis kekerasan seksual tersebut? Simak di sini, yuk.
Enam kekerasan emosional yang bisa terjadi pada anak, antara lain:
- Penolakan pada anak
- Sikap acuh atau mengabaikan anak
- Meneror anak atau membuatnya gentar
- Pengasingan pada anak
- Pengaruh buruk atau negatif pada anak
- Eksploitasi anak
Orang tua tidak bisa menganggap enteng ancaman kekerasan emosional pada buah hatinya. Semua jenis ancaman pada anak, meski bukan kekerasan fisik berdampak pada masa depan mereka.
Menurut riset jurnal JAMA psychiatry, anak yang mengalami trauma kekerasan dalam bentuk apapun tumbuh dengan beragam masalah perilaku di masa depannya. Masalah perilaku seperti kecemasan, depresi, agresi dan pemberontakan. Jika anak Anda mengalami kekerasan emosional, fisik, verbal atau kekerasan seksual, waspadalah. Dampak pada anak, tidak ada yang lebih ringan.
David Vachon, peneliti dari McGill University Montreal mengungkapkan bahwa tidak ada istilah dampak kekerasan emosional tidak seberat kekerasan fisik. Vachon membuat studi kasus pada sekitar 2300 anak di kamp perkemahan musim panas, dari tahun 1986 sampai 2012.
Anak-anak di kamp tersebut diamati perilakunya oleh Vachon. Mereka pun diminta untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pengamatan Vachon itu terbukti bahwa anak dengan sejarah kekerasan (fisik, emosional, seksual dan verbal) cenderung mudah berputus asa, rentan depresi, dilanda kecemasan atau neurotisme. Pengalaman kekerasan pada anak bisa diterima di lingkungan keluarga atau pergaulan.
Menurut Psikolog William Coopeland dari Duke University Durhan North Caroline Amerika Serikat, “gejala kekerasan yang ditimbulkan akibat kekerasan psikis (emosional dan verbal) sama buruknya dengan kekerasan fisik dan seksual.” Orang tua diharapkan mewaspadai jenis kekerasan ini seperti halnya kekerasan pada fisik anak.
Salah satu contoh kekerasan emosional yaitu mengabaikan emosi anak atau mengacuhkannya. Walaupun orang tua beralasan sibuk atau lelah akibat bekerja di luar rumah seharian. Orang tua harus sadar bahwa mereka perlu mengayomi jiwa dan raga anak-anak mereka.
Peran serta masyarakat pun dibutuhkan agar tercipta lingkungan yang aman bagi anak Indonesia. Regulasi pemerintah juga diharapkan dapat memberikan solusi untuk masalah ancaman kekerasan ini. Mari, ciptakan rumah dan lingkungan yang aman bagi jiwa dan raga anak, agar kelak mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas akalnya dan mulia akhlaknya.
Parenting dan Anak Lainnya
-
Mengenal Ancaman Kekerasan pada Anak: Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia
Kekerasan seksual, termasuk juga kekerasan emosional, verbal, dan fisik dapat berasal dari luar rumah. Perkembangan teknologi informasi memudahkan kekerasan masuk ke dalam rumah Anda. Apalagi jika anak Anda merupakan Generasi Alfa atau generasi yang disebut sebagai ???Digital Native??? yang terbiasa memakai gawai sejak usia dini. Ingin tahu ancaman kekerasan lainnya pada anak selain kekerasan seksual? Simak artikel selanjutnya, ya.
-
Buat Orang Tua: Mengenal Konsep Neurosains dalam Pengasuhan Anak
Apa itu neurosains? Barangkali konsep ini belum dikenal oleh orang tua di zaman now. Jika ditelaah, neurosains bisa diterapkan ketika orang tua mengasuh anak mereka: Generasi Alfa. Generasi baru ini dilahirkan dari generasi milenial dan dianggap sebagai ???digital native??? Menarik, bukan? Di artikel berikut, orang tua perlu mengenali ancaman apa saja yang bisa terjadi pada buah hati mereka di zaman now. Apa saja? Simak terus bahasannya, ya.
-
3 Tantangan Mendidik Generasi Alfa di Zaman Now
Apa itu Generasi Alfa? Generasi Alfa adalah generasi yang lahir dan tumbuh besar setelah tahun 2010. Mereka adalah anak-anak hasil pengasuhan generasi milenial. Mereka sangat cerdas dan familiar dengan teknologi. Bahkan generasi ini dikenal pula sebagai generasi ???Digital Native???. Jangan heran jika tantangan mendidik Generasi Alfa cukup beragam. Anda sebagai orang tua perlu memahami karakteristik generasi tersebut. Namun, cerdas akalnya saja tidak cukup. Masalah ???parenting??? di dunia terjadi akibat anak tak memiliki budi pekerti yang baik.
-
Pertanyaan Itu Ada Untuk Di Jawab
"Allah itu bentuknya seperti apa Ma? Allah itu laki-laki atau perempuan? Kenapa kita harus sholat? Kenapa ada laki-laki kenapa ada perempuan? Ma kenapa mama tidak ikut sholat?" Pernah mendapatkan pertanyaan serupa dari si kecil?