

3 Contoh Kekerasan Verbal yang Perlu Dicegah oleh Orang Tua Zaman Now
Oleh Sygma Inovation | Senin, 15 April 2019 11:38 WIB | 86838 Views
Di artikel sebelumnya telah dibahas mengenai beragam ancaman kekerasan pada anak, salah satunya adalah kekerasan verbal. Apa itu kekerasan verbal? Seperti pengertiannya, verbal berarti sesuatu yang berhubungan dengan kata-kata atau ucapan manusia. Kekerasan verbal pada anak berarti perlakuan buruk pada dirinya yang berupa perkataan atau ucapan.
Menurut penelitian Kurt Gray dan Daniel Wegner, kata-kata yang diucapkan dengan maksud jahat untuk menyakiti atau meremehkan akan memberikan lebih banyak rasa sakit. Daripada perkataan atau ucapan tanpa pemikiran sebelumnya atau niat yang sebenarnya. Hal ini disebutkan dalam The Sting of Intentional Pain, Psychological Science di tahun 2008.
Kekerasan verbal biasanya dilakukan oleh orang tua dan orang terdekat anak. Seperti pengasuh, guru, kakek, nenek, adik, kakak, dan keluarga dekat lainnya. Jenis kekerasan ini pun perlu diwaspadai agar kelak tidak berpengaruh pada diri anak di masa depan. Maka untuk mencegah traumatis pada anak ketika mengalami kekerasan verbal, Anda perlu mengetahui apa saja contoh kekerasan tersebut.
Berikut ini 3 contoh kekerasan verbal yang perlu dicegah oleh orang tua, antara lain:
- Membentak atau memarahi anak tanpa alasan yang jelas. Bahkan ketika anak tidak melakukan kesalahan atau bertindak ceroboh. Dan dilakukan di depan orang banyak.
- Melabeli anak dengan kata-kata atau ucapan yang berkonotasi negatif. Bisa pula mengejek anak tanpa sengaja dengan dibumbui kata-kata atau ucapan positif.
- Memotong perkataan atau ucapan anak, ketika mereka bermaksud mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
Ketiga contoh di atas tampak sepele. Namun, jika dipikirkan lagi akan terlihat bahwa perlakuan atau kekerasan verbal tersebut salah. Bisa pula berdampak buruk pada karakter anak di masa depannya. Dan yang berbahaya jika menimbulkan efek traumatis jika tidak ditanggani sejak dini.
Ada baiknya setelah mengetahui 3 contoh kekerasan verbal di atas, orang tua mulai memetakan perilaku mereka yang kurang tepat tersebut. Kemudian menggantinya dengan perilaku yang tepat dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Maka dibutuhkan ilmu dan media yang tepat agar perilaku orang tua selaras dan tidak memunculkan kekerasan verbal bagi buah hati mereka. Salah satu caranya dengan metode neurosains yang telah dibahas di artikel sebelumnya.
Perlu pula bagi orang tua untuk menyediakan media belajar di rumah. Media yang dapat dipelajari bersama dengan anak-anak. Sehingga kelak sang buah hati tumbuh dengan akal yang cerdas dan akhlak yang mulia, sesuai harapan orang tuanya.
Parenting dan Anak Lainnya
-
Ancaman Kekerasan pada Anak : Kekerasan Fisik dan Pengaruhnya pada Anak Usia Dini
Tanda-tanda kekerasan terhadap anak tidak selalu nampak jelas, dan mungkin tidak akan memberi tahu siapapun mengenai apa yang terjadi pada mereka. Namun, korban kekerasan fisik bisa diedukasi, diberikan pendampingan, dan terapi untuk memulihkan psikisnya.
-
Ini Dia, 4 Tips Mendidik Generasi Alfa yang Perlu Diketahui Orang Tua
Dalam pembahasan di artikel sebelumnya telah dipahami mengenai 7 karakteristik generasi alfa. Dari berbagai karakteristik tersebut, orang tua perlu mewaspadai ancaman bagi perkembangan anak di masa depan. Disinyalir generasi ini memiliki kekurangannya sendiri, akibat penggunaan gawai sejak usia dini.
-
Ayah Bunda, Yuk Kenali 7 Karakteristik Generasi Alfa
Apa itu generasi alfa atau yang lebih dikenal sebagai generasi ???digital native???? Nah, ayah bunda yang memiliki anak di zaman now, perlu mengenali karakteristik mereka. Tentu harapannya agar kelak mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas akal dan mulia akhlaknya. Sebelum mengenali karakteristik dari generasi ini, simak yuk pemahaman mengenai ???Generasi Alfa??? ini. Generasi alfa adalah anak-anak yang lahir dari tahun 2010 lalu. Generasi ini biasanya dilahirkan dari orang tua generasi milenial (kelahiran tahun 1981 sampai tahun 1995).
-
Pentingnya Pendidikan Akhlak Pada Tumbuh Kembang Anak
Keluarga adalah komunitas terkecil dalam sebuah kelompok masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga berperan pula sebagai lembaga pendidikan informal dalam membentuk generasi muda. Generasi yang diharapkan tumbuh menjadi anak yang cerdas akal dan mulia akhlaknya.