Parenting dan Anak Sygma Daya Insani

DIET MEMBACA

DIET MEMBACA

Jum'at, 03 Mei 2019 09:56 WIB | 72583 Views

"Diet membaca" sebagai rangsangan agar anak memiliki keterampilan berpikir, kemampuan komunikasi, serta kecakapan mental yang baik.

Pernah dengar tentang "diet membaca"?

Umumnya diet itu berhubungan dengan berat badan. Misal kita merasa overweight alias kelebihan berat badan, lalu kita memutuskan untuk diet karbohidrat. Atau tubuh kita terindikasi diabetes, sehingga kita memutuskan untuk diet gula.

 

Nah...kalau "diet membaca" itu yang seperti apa?

 

 

 

Sebagaimana dikutip oleh Jim Trelease dalam The Read-Aloud Handbook, Marcia Thomas, seorang ibu di Memphis, Tennessee, bercerita "Anak kami, Jennifer, lahir pada September 1984. Salah satu hadiah yang pertama kali kami terima adalah sebuah buku The Read-Aloud Handbook. Kami membaca bab pendahuluan dan kami sangat terkesan dengan kisah Cushla dan keluarganya. Kami lalu memutuskan untuk memberikan "diet" kepada anak perempuan kami dengan sekurang-kurangnya sepuluh buku sehari. (Ketika itu), dia harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama tujuh minggu karena gangguan jantung dan bedah korektif. Begitulah, kami memulai membacakan buku kepadanya saat dia masih menjalani perawatan intensif; dan manakala kami tidak bisa menemaninya, kami meninggalkan tape berisi rekaman cerita dan meminta kepada perawat untuk menghidupkannya buat anak kami."

 

Usaha Marcia Thomas yang begitu bersemangat tidaklah sia-sia. Pada usia SD, anaknya selalu memperoleh nilai tertinggi untuk pelajaran membaca. Tidak ada kegemaran yang lebih disukai oleh Jennifer melebihi membaca. Tetapi, bukan itu yang paling membahagiakan orangtuanya. Marcia Thomas menuturkan, "Apa yang membuat cerita kami begitu berharga adalah bahwa Jennifer lahir dengan Down Syndrome. Pada usia dua bulan, kami diberi tahu bahwa Jennifer hampir-hampir mengalami kebutaan, tuli, dan keterbelakangan mental yang parah. Ketika dia dites pada usia empat tahun, IQnya 111.

 

Kisah Jennifer ini menunjukkan bahwa membaca, tepatnya membacakan buku (reading aloud) kepada bayi, tidak saja dapat menumbuhkan minat baca yang tinggi. Lebih dari itu, membacakan buku bisa meningkatkan kecerdasan anak dan bahkan dapat dipakai sebagai terapi untuk balita bermasalah.

 

Alhasil kalau ingin anak Anda lebih cerdas, berilah rangsang komunikasi yang aktif sejak dini, khususnya dengan memberi "diet membaca" sebagaimana dilakukan oleh Marcia Thomas kepada Jennifer, anaknya yang menderita Down Syndrome saat lahir. "Diet membaca" juga bisa Anda berikan sebagai rangsangan agar anak memiliki keterampilan berpikir, kemampuan komunikasi, serta kecakapan mental yang baik.

 

-buna.abid-

Parenting dan Anak Lainnya
Produk Pilihan

Paket 24 Nabi Dan Rasul Teladan Utama.

Detail
Rekomondasi Blog