Parenting dan Anak Sygma Daya Insani

Cara-Cara Islami Membesarkan Anak-Anak

Cara-Cara Islami Membesarkan Anak-Anak

Oleh Sygma Daya Insani | Rabu, 18 Juni 2014 03:51 WIB | 95632 Views

sygmadayainsani.co.id - Cara-Cara Islami Membesarkan Anak-Anak - Allah SWT telah memberikan kepercayaan kepada para orang tua dengan anak-anak mereka. Orang tua mengemban tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang Islami. Jika para orangtua berhasil melakukannya, para orangtu

sygmadayainsani.co.id - Cara-Cara Islami Membesarkan Anak-Anak - Allah SWT telah memberikan kepercayaan kepada para orang tua dengan anak-anak mereka. Orang tua mengemban tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang Islami. Jika para orangtua berhasil melakukannya, para orangtua akan diberikan keberkahan baik di dunia dan juga di akhirat, dan tentunya jika para orang tua tidak berhasil membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang Islami, mereka akan mendapatkan keburukan baik di dunia dan di akhirat.

Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, Masing-masing dari kamu adalah pemimpin dalam sebuah kelompok dan masing-masing dari kamu bertanggung jawab pada kelompokmu; pemimpin dari sebuah wilayah bertanggung jawab pada rakyatnya, seorang kepala keluarga bertanggung jawab atas keluarganya, seorang wanita adalah kepala rumah tangga di rumah suaminya dia bertanggung jawab pada rumahnya. Singkatnya, kalian adalah pemimpin yang memimpin dan bertanggung jawab pada kelompokmu.

Rasulullah SAW tidak meminta alasan untuk keluar dari tanggung jawab yang Allah berikan pada masing-masing individu demi terciptanya masyarakat Islami, setiap pemimpin bertanggung jawab, baik laki-laki dan perempuan bertanggung jawab. Semuanya berdasarkan kapabilitas, domain, dan tanggung jawab. Dan kekalahan dan kegagalan yang terjadi pada Islam berasal dari umat Muslim yang mengabaikan tanggung jawabnya.

Tanggung jawab juga berlaku untuk laki-laki dan perempuan, dalam perannya sebagai ayah dan ibu. Beberapa tanggung jawab baik keduanya adalah membesarkan, mendidik, dan membangun generasi baru dalam metode yang cocok dan benar.

Allah menciptakan anak-anak kita dalam fitrahnya, tanpa cacat. Dan apapun cacat yang terjadi di masa mendatang adalah hasil dari pendidikan yang buruk. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, Setiap anak terlahir sesuai dengan fitrahnya yang benar, orangtuanyalah yang membuat dia menjadi penganut Yahudi, Nasrani, atau penyembah api.

Allah telah meletakan pada setiap orangnya kecenderungan bersifat baik atau kecenderungan pada keburukan, dan pilihan juga ujian akan diberikan, sehingga para orangtua harus bisa memberikan pengajaran dan menumbuhkan kecenderungan bersikap baik kepada anak-anak sehingga ke depannya anak-anak akan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya. Allah berfirman di Surat At-Tahrim ayat 6, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

Dan melindungi diri sendiri dan keluarga dari api neraka adalah dengan cara memberikan pendidikan yang baik seperti pembelajaran moral dan bimbingan pada kemuliaan.

Islam tidak membedakan pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Rasulullah SAW besabda, Barang siapa yang memiliki anak perempuan, mengajarinya moral yang baik, mendidiknya dengan baik, dan memberikannya makan yang baik pula, maka anak perempuan tersebut akan menjadi penjagamu dari api neraka. Apa yang dimaksud dengan memberikan pendidikan yang baik? Pendidikan yang baik adalah persiapan fisik, mental, dan moral pada anak yang nantinya akan menjadikan bekal untuk tumbuh menjadi individu yang baik di masyarakat yang baik pula.

  1. Persiapan fisik: termasuk di dalamnya merawat tubuh anak-anak kita dan jiwa raganya dengan cara memberikan makanan yang baik dan mengikuti metode-metode yang benar dalam mencegah anak-anak dari penyakit.
  2. Persiapan mental: Termasuk di dalamnya mencakup formasi dalam mental pemikiran yang benar, kemampuan menilai yang baik dan pemikiran yang mendalam untuk membuat sebuah keputusan; sehingga anak-anak akan mengerti sekitarnya, menilai hal-hal dan memetik manfaat dari pengalaman orang-orang di sekitarnya.
  3. Persiapan moral: termasuk di dalamnya menanamkan moral terbaik, dan juga membenarkan moral-moral yang buruk dan juga sikap mana yang buruk.
Metode dalam persiapan fisik:
  1. Memastikan anak-anak kita memiliki tubuh yang bersih, pakaian yang bersih, dan lingkungan yang bersih pula. Juga memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap kebersihan di dalam hidupnya.
  2. Memastikan untuk memberikan anak-anak kita makanan yang baik tanpa harus mengeluarkan pembelanjaan yang besar atau terlalu irit dalam memberikan makanan.
  3. Mengajarkan anak-anak olahraga seperti lari, bersenang, memanah, dan berkuda. Olahraga-olahraga ini akan membuat tubuh kuat dan aktif dalam segala suasana.
Metode dalam Persiapan Mental:
  1. Mengajarkan membaca dan menulis untuk menanamkan keunggulan bermacam-macam ilmu dan pengetahuan.
  2. Berlatih dengan seksama dengan melihat segala penciptaan dan peristiwa di sekitarnya sehingga akan menumbuhkan pertumbuhan mental dan memberikan pengetahuan kepada anak-anak untuk memberikan sebuah kesimpulan yang baik.
  3. Melakukan tour dan berwisata untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah dengan cara mengajarkan sejarah kaum-kaum tedahulu.
Metode dalam persiapan moral:
  1. Menunjukan nilai-nilai kebaikan dan efeknya baik untuk individu dan masyarakat, juga menunjukan efek dari keburukan, sehingga kesemuanya dapat memberikan pemahaman moral kepada anak-anak.
  2. Orangtua harus menjadi teladan yang baik karena anak-anak senang sekali meniru orangtua mereka terutama terkait perkataan dan sikap.
  3. Mengajarkan anak-anak prinsip agama dan mengajarkan mereka beribadah, merupakan pertimbangan untuk anak-anak memahami apa pentingnya agama dan beribadah. Rasulullah SAW bersabda, Perintahkan anakmu untuk beribadah pada usianya yang ketujuh.
  4. Memperlakukan anak-anak dengan baik, seperti yang diajarkan Rasulullah. Saat Rasulullah menjadi imam, cucunya Hasan, putra dari Fatimah, menunggangi punggungnya saat Rasulullah tengah sujud, sehingga memperpanjang waktu sujudnya. Setelah Rasulullah selesai sholat, beberapa sahabat berkata, Mengapa kamu memperpanjang sujudmu? Dan Rasulullah menjawab, Cucuku menaiki punggungku dan aku tidak mau segera menggangunya.
  5. Salah satu hal terpenting yang harus orangtuanya ajarkan kepada anak-anak adalah memilih teman yang baik dan menghindari yang buruk, karena anak-anak akan mudah terpengaruh oleh teman-teman mereka. Sikap buruk bisa ditanamkan hanya karena memiliki teman yang buruk. Maka dari itu Rasulullah SAW mengingatkan kita dengan bersabda, Seseorang akan mengikuti sifat temannya, Karenanya lihat-lihat dan timbang-timbanglah dengan siapa engkau berkawan. (HR Abu Dawoud)
  6. Mengajari anak-anak kesadarannya terhadap umat Muslim, dengan cara mengajarinya persaudaraan antar sesame Muslim, dan mengajarinya untuk peduli dengan para Muslim di berbagai wilayah, dan memberitahunya bahwa Muslim itu satu tubuh, merasa senang jika saudara Muslimnya senang, dan merasa kesedihan jika saudara Muslimnya sedih, dan dengan menjadi yang terbaik demi terciptanya cita-cita umat Islam. Hal-hal ini bisa dilakukan dengan cara berikut:
    1. Membawa anak-anak ke masjid dan mengenalkan mereka dengan saudara-saudara sesama Islam tanpa memperhatikan ras, asal daerah, dan bahasanya.
    2. Mengajari anak-anak sejarah Rasulullah SAW dan para sahabat, dan juga sejarah Islam sehingga anak-anak paham.
    3. Mengajari anak-anak untuk merasa simpati terhadap masalah yang terdapat pada umat Muslim, dan berkonstribusi dalam penyelesaian masalah kemiskinan dan bersedekah kepada anak-anak Muslim yang kelaparan di tempat lain.
    4. Ikut serta dalam festival dan perayaan umat Muslim, piknik dan menciptakan hubungan yang baik dengan saudara sesama Muslim di usia sebayanya.
    5. Menumbuhkan kesadaran terkait perbedaan yang terdapat di masyarakat, dengan cara tidak menjadi seseorang yang sombong karena kesombongan itu dilarang. Tetapi dengan memberitahunya bahwa menjadi Muslim berbeda dengan para non-Muslim karena mereka memiliki sumber kepercayaan yang berbeda dalam perlakuan. Mengklarifikasi bahwa di dalam masyarakat terdapat baik yang baik dan yang buruk, sehingga sebagai Muslim, kita harus bisa mencari dan memetik hikmah pada yang baik dan meninggalkan mana yang buruk.
    6. Menumbuhkan kecintaan pada Allah, Rasul-Nya, Muslim, dan seluruh manusia.
Demikian panduan umum membesarkan anak, sehingga para Muslim dapat merawat anak-anak sehingga mereka tahu jalan yang benar yang harus dijalaskan, sehingga kita bisa melakukan tugas kita dan mempercayakan kepada Allah seluruh upaya kita, termasuk di dalamnya bertanggung jawab untuk menjaga generasi Muslim yang baik di masa depan. Seperti yang Allah firmankan dalam Surat At-Taubah ayat 105, Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(diterjemahkan dari http://www.islamawareness.net/Parenting/parenting_article005.html)

Produk Pilihan

Paket Buku Pintar Iman & Islam (B.

Detail
Rekomondasi Blog