

Doa Rasulullah Untuk Para Pemimpin Negeri
Oleh administrator | Senin, 27 November 2017 10:18 WIB | 95594 Views
Perhatian Rasulullah terhadap masa depan umatnya sangat besar. Wujud perhatian beliau tereleksikan dalam banyak hal. Salah satunya dalam redaksi doa yang beliau ajarkan. Salah satu doa yang sering beliau panjatkan adalah, ???Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka , maka mudahkanlah dia.??? HR Muslim dan Ahmad.
Salah satu doa yang sering beliau panjatkan adalah, “Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka , maka mudahkanlah dia.” HR Muslim dan Ahmad.
Doa Rasulullah di atas menyiratkan dua tipikal pejabat yang akan selalalu mengisi kehidupan ini. Ada pejabat yang menyusahkan rakyatnya dan ada pula yang memudahkan mereka.
Pejabat yang memudahkan rakyatnya akan mendapatkan doa kemudahan dari beliau. Sebaliknya, pejabat yang menyusahkan rakyatnya akan mendapatkaan doa supaya ia disusahkan. Kemudahan dan kesusahan yang dimaksud dalam hadis tadi bersifat umum, mencakup dunia-akhirat. As-Shan’ani berkata, “Kesusahan dalam hadist, mencakup kesusahan duniawi dan ukhrawi.”
Di antara bentuk kesusahan yang akan diterima oleh pejabat disebutkan dalam hadis lain. Rasulullah bersabda, “Siapa yang diamanahi mengurusi umatku lalu menyusahkan mereka, maka baginya Bahlatullahi? Para sahabat bertanya apakah itu Bahatullahi? Rasulullah menjawab “Laknat Allah” HR. Abu Awanah dalam kitab sahihnyal.
Orang yang dilaknat oleh Allah akan tersingkir dari pusaran rahmat dan kasih sayangNya. Padahal jabatan adalah amanah yang sangat berat. Tak mungkin tertunaikan kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah.
Pejabat itu bakal dikenang oleh rakyatnya sebagai pemimpin yang gagal. Pejabat seperti itu justru menjadi sasaran kemarahan rakyatnya.
Yang lebih menarik lagi, kesulitan itu akan terus berlanjut di akhirat. “Tidaklah seorang diamanahi memimpin suatu kaum kemudian ia meninggal dalam keadaan curang terhadap rakyatnya maka diharamkan baginya surga.” Bukhari Muslim
Sebaliknya, jika seorang pejabat bisa memberikan kemudahan yang tidak melanggar syariat, maka ia juga akan mendapatkan kemudahan berupa pertolongan Allah.
Bila pertolongan Allah sudah mengucur maka segala seuatu akan terasa mudah. Kehidupan sang pemimpin juga akan selalu dinaungi dengan ketenangan. Rakyat mencintainya dan Allah mengasihinya. Di akhirat kelak akan mendapatkan penghargaan yang sangat istimewa dari Allah.
Sebab itulah hikmah dibalik disyariatkannya kepemimpinan, yaitu untuk mempermudah bukan untuk membuat susah dengan permasalahan yang menimpanya
Oleh: Ahmad Rifai
Seputar Islam Lainnya
-
Dari Malam ke Malam Jumat
Banyak dari Kita menghabiskan waktu dari pagi sampai malam untuk kepentingan dunia. Kita bekerja dengan dalih untuk membuat dapur menyala. Kita lupa bahwa bekerja adalah usaha sedangkan rejeki adalah murni karunia Allah SWT.
-
3 Amalan Penghapus Dosa
Manusia setiap hari membuat dosa dan kesalahan, yang jika terus menumpuk akan merusak jiwanya. Akan tetapi Allah subhanahu wa ta???ala dengan kasih sayang-Nya, telah memberikan jalan bagi kita untuk memperbaiki diri kita di hadapan-Nya, dengan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat kita.
-
Meditasi Sesuai Syariat, Adakah?
Perhatikanlah ketika beberapa ilmuwan melakukan survey terhadap otak melalui scan resonansi magnetik fungsional (fMRI), ternyata seseorang yang terbiasa dengan meditasi, memiliki kemampuan lebih untuk mengendalikan perasaan mereka dan lebih mampu mengontrol emosi. Akibatnya, orang tersebut juga lebih bahagia ketimbang orang lain.
-
Sebuah kata yang mudah di ucap, tidak asing di dengar, namun begitu sulit di amalkan: Ikhlas
Ikhlas itu harus tetap dilakukan. Sampai kapan? Sampai malaikat izrail menjemput kita. Ketika pada bab awal kita berniat ikhlas maka 1/3 ikhlas sudah ditangan, ketika prosesnya pun kita ikhlas alhamdulillah 2/3 nilai ikhlas sudah di tangan.