Seputar Islam Sygma Daya Insani

Kematian Sebagai Tanda Cinta

Kematian Sebagai Tanda Cinta

Oleh Sygma Daya Insani | Senin, 23 September 2013 07:51 WIB | 343454 Views

sygmadayainsani.co.id - Kematian Sebagai Tanda Cinta - Enak sekali jika memandang wajahnya. Ada kesejukan yang mengalir ketika bertatap muka dan berbincang dengannya. Memang, ia tidak seganteng Ricardo Kaka, seatletis Cristiano Ronaldo, atau sekekar Zlatan Ibrahimovic. Secara fisik ia tidak se-top p

sygmadayainsani.co.id - Kematian Sebagai Tanda Cinta - Enak sekali jika memandang wajahnya. Ada kesejukan yang mengalir ketika bertatap muka dan berbincang dengannya. Memang, ia tidak seganteng Ricardo Kaka, seatletis Cristiano Ronaldo, atau sekekar Zlatan Ibrahimovic. Secara fisik ia tidak se-top para pemain sepakbola bergaji selangit itu, atau seperti artis-artis sinetron yang wajah kinclong-nya kerap muncul di layar televisi. Tetapi, ada pesona lain yang menghiasi pria muda berjanggut tipis ini. Ada pesona nonfisik yang dimilikinya. Orang bilang inner beauty. Karena pesona itulah, wajahnya yang biasa-biasa menjadi tampak luar biasa dan sangat menarik.
Kita sebut saja namanya Rizal. Dia adalah seorang Ustadz muda yang bertalenta luar biasa. Selain cerdas, pandai berkomunikasi, dan dermawan, Ustadz Rizal pun adalah seorang hafidz Quran dan ahli ibadah yang ikhlas. Tidak berlalu satu malam pun kecuali ia mengisinya dengan Qiyamul-Lail. Ketika yang lain terbuai dalam alam mimpi, ia berurai air mata karena takut dan rindu kepada Rabb-nya. Itulah mengapa tutur katanya padat berisi dan wajahnya enak dipandang mata.

Ahli shalat Tahajud itu wajahnya enak di pandang mata.

Bagaimana tidak, mereka telah berkhalwat dengan Yang Maha Rahm'n,

kemudian Dia memberikan cahaya-Nya kepada orang tersebut.

Hasan Al Bashri

Di balik kelemah-lembutan dan keramahannya, ia pun sangat tegas dan tidak kompromi dengan kebatilan. Semangat dakwahnya pun luar biasa. Tidak hanya mengajarkan Al Qur'an dan mengisi ceramah dari masjid ke masjid, atas dukungan guru-guru dan rekan-rekan rekannya, ia berhasil mendirikan sebuah pesantren berbasiskan Al Qur'an. Dedikasi Ustadz Rizal dalam mensyiarkan Islam, melalui pendekatan dakwah yang menarik, telah menghidupkan nuansa Islami di sekitar tempat tinggalnya. Itulah mengapa, ia sangat dicintai dan dihormati banyak orang. Memang usianya masih muda, sekitar 31 tahun, akan tetapi karyanya sudah luar biasa.
Di tengah-tengah aktivitas dakwahnya itu, dan kecintaan orang-orang kepadanya, Allah berkehendak lain. Suatu hari, saat sedang dalam perjalanan untuk mengisi pengajian, sebuah truk mengalami pecah ban, lalu oleng, dan menghantam motor Ustadz Rizal yang melaju persis di depannya. Ustadz saleh ini pun tewas terkapar karena luka dalam yang parah.
Keluarga, guru-guru, teman dekat, para santri, dan semua orang yang mengenalnya seakan tak percaya dengan kabar menyedihkan tersebut. Pada hari itu, mereka kehilangan seorang dai muda yang rendah hati dan bertalenta. Air mata pun berjatuhan mengiringi kepergiannya.

***

Ada banyak cara yang ditempuh seorang pecinta untuk bertemu dengan yang dicintainya. Boleh jadi, Allah segera memanggil pulang seorang hamba-Nya karena Dia amat mencintai hamba tersebut. Dia tidak mau si hamba celaka dan berpaling kepada-Nya, sehingga Allah Swt. segera memanggilnya.
Ketika itu, mungkin saja orang-orang menangisi kepergiannya, padahal yang ditangisi, ruhnya sedang tertawa bahagia karena akan segera bersua dengan Khaliq-nya. Boleh jadi pula, ini adalah wujud pengabulan doa dari Allah kepadanya. Bukankah ia senantiasa memohon, Ya Allah, jadikanlah kematianku sebagai awal terindah pertemuanku dengan-Mu. Karena itu, matikanlah aku ketika aku tengah rindu-rindunya kepada-Mu.

Tapi mengapa Allah memanggilnya dengan cara yang mengenaskan, dengan kepala nyaris hancur dan sekujur tubuh luka berat? Lagi-lagi, itu pun terjadi karena Allah sangat sayang kepadanya. Dengan cara seperti itu, proses sakaratul mautnya terjadi dengan cepat. Dengan cara itu pula, Allah berkenan menggugurkan dosa-dosa dan kemaksiatan yang pernah dilakukannya, sehingga ia menghadap-Nya dengan tampilan yang bersih dan suci. Skenario Allah itu senantiasa indah dan teramat canggih.

Ya Allah, Ya Rahm'n,

Jadikanlah tujuan akhir dari semua keinginan kami

adalah keridhaan-Mu.

Jadikanlah puncak keinginan kami adalah menjumpai-Mu

dengan iman dan cahaya sempurna yang berasal dari-Mu.

Kami adalah budak-budak yang terkungkung

dalam gelapnya penjara materi.

Kami menanti di pintu-Mu, memohon rahmat

dan kebaikan-Mu untuk menyelamatkan kami.

Syihabuddin Yahya Al Suhrawardi

Produk Pilihan

Multi Set (24NR-RATU).

Detail
Rekomondasi Blog