Tips Menarik Sygma Daya Insani

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar

Oleh Laila Alhikmah | Sabtu, 11 Maret 2017 03:41 WIB | 101417 Views

Seberapa sering kita mendengar ucapan ???Aku benci matematika??? atau ???Aku tidak mau mengerjakan PR??? dan ???aku tidak suka sekolah.??? Coba bayangkan apa yang dirasakan para orang tua atau pengasuh yang peduli dan sudah mengerahkan banyak waktu dan usahanya namun kemudian menemukan bahwa si anak masih tetap menolak untuk belajar secara positif ?

Seberapa sering kita mendengar ucapan “Aku benci matematika” atau “Aku tidak mau mengerjakan PR” dan “aku tidak suka sekolah.” Coba bayangkan apa yang dirasakan para orang tua atau pengasuh yang peduli dan sudah mengerahkan banyak waktu dan usahanya namun kemudian menemukan bahwa si anak masih tetap menolak untuk belajar secara positif ?
 

“Mengapa anak saya tidak tertarik untuk belajar?”
 

“Apa yang membuat anak saya tidak ingin pergi ke sekolah? Mengapa anak saya mengatakan bahwa belajar itu membosankan?”
 

“Mengapa ia menunjukkan hasil yang lebih tinggi dalam satu mata pelajaran namun tidak pada mata pelaja- ran yang lain?”
 

“Mengapa ia tidak lagi menikmati pelajaran Bahasa Inggris?”
 

Ini hanya beberapa pertanyaan yang sering timbul seiring dengan keprihatinan orang tua ketika anak-anak mereka menunjukkan kurangnya minat dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Beberapa orang tua memilih ‘home schooling’, sementara yang lain memberi kegiatan pada anak-anaknya agar bergabung dengan klub masak, klub olahraga atau klub seni lainnya setelah sekolah sebagai sarana untuk meningkatkan pemikiran anak mereka dan merangsang minat belajar mereka. Sementara itu di dalam Al Qur’an, Allah SWT mendorong kita untuk menyebarkan pengetahuan dan bukannya malah menyembunyikannya.
 

Al Qur’an juga berbicara tentang anak-anak dalam berbagai ayat berkaitan dengan pendidikan dan kesejahteraan mereka. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi diucapkan secara lantang, “IQRA” yang berarti “BACALAH”, yang lagi-lagi menekankan kekuatan pengetahuan bagi manusia untuk mencapai keberhasilan di dunia dan akhirat. Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, “Nabi Muhammad SAW, sangat berhati-hati dalam memilih waktu untuk berkhotbah pada saat yang tepat agar kami tidak merasa lelah. Beliau amat menghindari agar jangan sampai mengganggu kami dengan pembicaraan agama dan pengetahuan di sepanjang waktu.1 Nabi ber- kata,” Pena telah diangkat dari tiga hal: seorang anak hingga ia mencapai pubertas, seorang gila hingga ia sembuh dan orang yang tidur sampai ia terbangun.”2
 

Kita diperintahkan untuk bersikap lembut dan penuh kasih terhadap anak-anak. Berikan petunjuk yang lembut untuk membuat semua hal menjadi mudah. Butuh waktu bagi anak untuk memahami apa yang Anda katakan dan untuk bisa merespon dengan benar.
 

Tapi ingat, seorang anak tidak dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka, jadi bersabarlah sementara menunggu mereka merespon dalam waktu menurut hitungan mereka sendiri. Anak-anak berbeda satu sama lain dalam kecerdasan dan pemahaman. Beberapa dari mereka dapat dikoreksi dengan hanya sekilas delik pandangan mata dan yang lain perlu ditegur tegas.

Tapi kita harus tidak pernah berhenti mengikuti nasihat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Mereka yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada anak muda bukanlah bagian dari kami.”3 Seorang anak dibujuk dengan kelembutan, kehalusan, dan cinta. Mari kita lihat beberapa alasan mengapa anak-anak kita menampakkan kurangnya minat belajar.

Kadang-kadang alasan terlihat jelas, mungkin orang tua tidak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah dan tidak membantu perjuangan anak-anak dalam belajar, mungkin ada terlalu banyak gangguan dari lingkungan, sehingga anak merasa sulit untuk berkonsentrasi. Bisa pula karena adanya tekanan yang tersembunyi, mungkin anak tidak menyukai mata pelajaran tertentu, atau menemukan kesulitan untuk memahaminya, atau misalnya tidak senang menulis atau aritmatika.

Beberapa pergantian rutinitas atau seorang guru baru dapat mempengaruhi anak, tekanan teman sebaya atau kurang percaya diri juga dapat mengakibatkan kurangnya minat dalam belajar di sekolah atau di rumah. Pertanyaan yang penting adalah bagaimana kita sebagai orang tua atau pendidik, menarik perhatian anak untuk belajar dan menghasilkan kegembiraan dan kepuasan di dalamnya?

Tahun-tahun awal kehidupan seorang anak adalah sangat penting dan memainkan peran penting dalam menentukan masa depan setiap anak. Sebuah penelitian telah menegaskan bahwa pengalaman lima tahun pertama anak-anak di dalam hidupnya akan membentuk hubungan penting di dalam otak. Hubungan ini meletakkan dasar untuk semua pembelajaran di kemudian hari dan perkembangan sosial/ emosionalnya. Anak-anak berkembang pada tingkat individu, sehingga variasi dalam pengembangannya yang diharapkan.

Para pendidik profesional datang dan melakukan kontak dengan anak-anak yang berasal dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya. Termasuk juga anak-anak yang belajar bahasa yang berbeda dengan bahasa ibu mereka. Ada sebuah pedoman baru yang memberikan kegiatan ekstra guna memenuhi kebutuhan anak-anak ini. Kadang-kadang anak laki-laki menunjukkan penampilan yang kurang baik dibandingkan anak perempuan.

Sebuah laporan survei pada bulan Juli 2003 yang dilakukan oleh Kantor Standarisasi Pendidikan di Inggris menerbitkan dua jurnal yang bisa dipakai sekolah-sekolah; sebuah metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi bagi anak laki-laki. Mereka menemukan bahwa tekanan teman sebaya yang ‘macho’ tetap menjadi alasan utama mengapa anak laki-laki berprestasi lebih rendah dibandingkan anak perempuan di hampir semua mata pelajaran, kecuali matematika dan sains.

Mereka juga menemukan bahwa anak laki-laki lebih sering ikut-ikutan dibandingkan anak perempuan tentang pelajaran mana yang menarik. Guru yang paling berhasil memotivasi anak laki-laki adalah mereka yang menggunakan rasa humor dan situasi kehidupan nyata. Anak-anak dengan kebutuhan khusus ekstra dan mereka yang memiliki rentang konsentrasi yang pendek tidak akan menetap di satu kegiatan selama lebih dari 5 sampai 10 menit.

Kebutuhan mereka berbeda dengan anak-anak lain, dan dengan demikian seharusnya ada pedoman kurikulum yang membantu mereka dengan cara pembelajaran yang tepat. Menghabiskan waktu dengan anak Anda melalui proses bermain atau menyelesaikan pekerjaan rumah adalah kesempatan penting untuk berinteraksi dan menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi bagi anak untuk belajar. Kita tidak boleh lupa bahwa anak-anak belajar sepanjang waktu dan bukan hanya selama di sekolah. Ada tips untuk mendorong motivasi. Oleh karena itu, berikut ini sepuluh tips yang berguna dalam mendorong motivasi pada anak Anda:
 

1. Jagalah minat anak Anda dengan menyediakan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi dan belajar tentang minat mereka tersebut, misalnya minat pada dinosaurus, bintang, atau bunga.
 

2. Paparkan pada anak-anak tentang ide-ide dan hal baru dengan mengajaknya berpartisipasi dalam program-program komunitas positif dan bukan hanya program sekolah. Penting juga untuk melakukan kegiatan kebiasaan yang khas perempuan atau laki-laki, begitupun minat anak juga sangat penting.
 

3. Cobalah untuk menggunakan tujuan jangka pendek dan memberi penghargaan karena kadang-kadang anak menjadi kewalahan oleh tugas besar. Ini tidak berarti bahwa tugasnya itu yang sulit, tetapi anak mungkin merasa gugup, takut atau bingung, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu atau masukan untuk memahami konsep yang lebih baik.

Seorang anak kadang-kadang akan meninggalkan tugas mereka bahkan ketika baru mulai mencoba mengerjakannya, sehingga yang terbaik adalah membantu anak memi- lah tugasnya menjadi serangkaian tugas yang lebih sederhana. Izinkan pula anak-anak untuk menetapkan target mingguan mereka sendiri yang dengan itu mereka dapat menghargai diri mereka sendiri ketika berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya.
 

4. Bantulah anak belajar untuk mengatur waktu sejak mereka mulai pergi ke sekolah karena beberapa anak dapat belajar dengan cepat dan mudah pada tingkatan atau tahapan yang berbeda, tetapi mungkin tidak dengan anak yang lain. Bagaimanapun juga, di kemudian hari, mereka perlu mengetahui bagaimana cara untuk bisa mandiri menyisihkan waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas.
 

5. Pujilah usaha anak karena beberapa anak mengalami kesulitan dalam menghubungkan usaha pribadinya hingga bisa menjadi sebuah prestasi. Untuk membantu anak berhasil, upayanya harus dipuji pada setiap tahap keberhasilan dan pujian tersebut ha- rus spesifik. Jadi daripada mengatakan "Kamu bisa melakukan itu lebih baik," Anda bisa mengatakan "Kamu sudah mencoba yang terbaik dan bekerja keras dalam hal ini."
 

6. Bantu anak untuk mengambil kendali, pengejar prestasi terkadang melihat prestasi itu sendiri sebagai sesuatu yang berada di luar kendali mereka dan keadaan ini membuatnya merasa seolah-olah semua usaha mereka akan sia-sia. Anak perlu memahami bahwa peran tanggung jawab pribadilah yang andil dalam mendapatkan keberhasilan.
 

7. Menjaga sikap positif tentang sekolah karena anak-anak perlu melihat bahwa orang tua mereka menghargai pendidikan. Bahkan jika masalah anak di sekolah merupakan hasil dari masalahnya dengan sekolah atau guru, Anda tetap perlu berhati-hati tentang apa yang akan Anda katakan dan kapan harus mengatakannya.
 

8. Bantu anak membuat hubungan atau mengait- kan tugas sekolah dengan minat mereka. Kadang-kadang anak-anak kurang memiliki motivasi karena mereka tidak melihat adanya hubungan antara tugas yang harus mereka kerjakan dengan tujuan dan minat mereka. Misalnya, seorang anak yang ingin menjadi astronot haruslah diberi tahu bahwa matematika dan ilmu pengetahuan akan sangat penting dalam menjalankan pekerjaannya nanti.

Karena ketika anak tidak termotivasi umumnya mereka tidak akan fokus pada apa pun kecuali pada apa yang dihadapinya saat ini saja. Mereka tidak bisa merencanakan ke depan walaupun untuk masa depan yang terdekat sekalipun, sehingga seringkali tercermin pula pada masa dewasa atau ambisi-ambisinya.
 

9. Arahkan PR menjadi sebuah permainan karena kebanyakan anak-anak sangat menyukai tantangan, terutama dengan seseorang yang sudah akrab dan mereka percayai. Terkadang PR yang membosankan dapat dirubah menjadi sesuatu yang menarik seperti permainan yang menantang. Memeriksa tugas anak menunjukkan pada mereka bahwa anda peduli tentang hal itu. Pendekatan kreatif lain saat mengajak mereka mengerjakan PR adalah dengan menghubungkannya pada minat anak atau mendorong mereka untuk menilainya sesuai dengan diri mereka sendiri.
 

10. Orang dewasa harus ingat bahwa motivasi tidak selalu melulu harus tentang prestasi sekolah dan ini penting untuk dicatat karena beberapa anak-anak sangat termotivasi untuk mencapai suatu tujuan, termasuk tujuan-tujuan yang tidak berhubungan dengan sekolah. Ingat, prestasi BUKAN-lah motivasi.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui bahwa ketika Anda mendapati anak telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, bisa jadi sebenarnya ia tidak benar-benar termotivasi dalam mengerjakannya. Jadi apa perbedaan antara keduanya; apakah motivasi itu? Motivasi adalah keadaan sementara dan dinamis, yang tidak bisa disamakan dengan kepribadian atau emosi.

Motivasi adalah memiliki keinginan dan kerelaan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang termotivasi dapat mengarahkannya pada tujuan jangka panjang, seperti menjadi seorang penulis profesional, atau lebih ke sebuah tujuan jangka pendek seperti belajar bagaimana mengeja satu kata tertentu. Perhatian dari seorang siswa sangat perlu dan penting dalam sebuah proses belajar-mengajar dan ini memberikan seorang siswa sebuah perasaan penghargaan pada dirinya sendiri sehingga mendorongnya untuk mengerahkan usaha lebih besar.

Jika seorang guru dapat menjaga minat murid-muridnya, maka siswa akan melakukan pekerjaan yang ditugaskan, dan jika pekerjaan terse- but menarik perhatian mereka, maka minatnya tersebut akan terpelihara. Ada dua jenis minat, yang positif dan negatif. Ketika seorang siswa memiliki minat yang positif dalam belajar, maka mereka akan mendapatkan nilai darinya karena ada sesuatu yang ingin mereka peroleh. Tetapi jika mereka hanya memiliki minat negatif, mereka hanya akan belajar sebagian kecil dari apa yang diajarkan, tidak sebanyak jika mereka memiliki minat yang positif.

Siswa harus memiliki keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk belajar, barulah proses pembelajaran akan membuahkan hasilnya, dan bukannya karena tekanan dari luar. Mereka akan berusaha keras untuk belajar jika ada minat positif di dalam dirinya. Jika seorang anak tertarik pada satu mata pelajaran tertentu, seorang guru atau orang tua yang bijak sana dapat menggunakan minat ini. Mereka dapat mengusahakan untuk mempertahankan motivasi ini dalam proses belajar.

Tapi sebelum seorang dewasa dapat mempertahankan minat anak, mereka perlu memiliki pemahaman tentang bagaimana minat tersebut diperoleh dan bagaimana mengarahkan minat itu pada tujuan agar keinginan untuk belajar pada seorang individu bisa dikembangkan. Kehidupan sehari-hari seseorang, karakter dan kepribadian- nya akan menentukan faktor penggerak mereka un- tuk belajar.

Minat ini dapat menuntun mereka untuk melakukan sebuah tindakan dan keinginannya dalam memperoleh pengetahuan. Ada juga kebutuhan untuk sebuah keinginan menjadi aktif, jika seseorang malas, ia tidak akan memiliki keinginan atau desakan dari dalam dirinya untuk belajar.

Seorang siswa juga butuh untuk memiliki gairah belajar untuk mendapatkan pengakuan dari orang tua, guru dan teman sebayanya. Mereka harus juga memiliki keinginan untuk meraih prestasi, karena perasaan ini akan mendorong mereka untuk mencari lebih banyak pengetahuan. Mereka butuh merasa bangga atas prestasi pribadi mereka.
 

Kita belum bisa menyebutkan semua keinginan yang mengarah pada motivasi dan belajar pada tulisan ini, namun kami telah menyentuh pada beberapa keinginan yang paling mendasar. Beberapa orang tua mungkin merasa mereka tidak tahu cara terbaik untuk menjaga motivasi anak mereka agar tetap berada pada rasa gembira dan kepuasan yang sama saat anak berada di sekolah maupun di rumah.

Orangtua bisa saja khawatir atas hal ini, tetapi cukup menghibur untuk mengetahui bahwa beberapa aktivitas sederhana, seperti berjalan-jalan ke taman, perpustakaan atau kegiatan kecil seperti memasak atau menanam di kebun dengan anak bisa menjadi sesuatu yang interaktif, menyenangkan, menggembirakan dan menjadi bagian kreatif dari belajar. Berdiskusi dengan guru anak kita atau dengan orang tua lain dalam situasi yang sama akan selalu membesarkan hati dan kita dapat me-ngambil tips untuk langkah-langkah baru yang akan membantu membawa antusiasme pada pendidikan anak.
 

Pada saat ini kita beruntung memiliki sumber yang mudah dan terjangkau. Ada banyak website gratis yang membantu orangtua untuk memahami topik ini dengan lebih baik dan yang memberikan panduan langkah demi langkah tentang bagaimana memberikan kegembiraan belajar pada anak-anak. Kurikulum di sekolah harus terus menerus dievaluasi dan diperbarui agar menjadi kerangka yang ramah dan menarik bagi kegiatan belajar mengajar, dengan didukung adanya interaksi antara guru dan siswa di seluruh dunia.
 

Referensi

1 Muslim1:68.

2 Tirmidzi, Hudud, 1; Nasai, Hudud, 17. 3 Tirmidzi, Birr, 15.


Rahila Bashir (Diambil dari Majalah Mata Air)

Produk Pilihan

Paket Buku Pintar Iman & Islam (B.

Detail