Peniru Paling Jitu
Oleh DENIK PUSVITA MAYASARI (SLC) | Senin, 03 Desember 2018 09:48 WIB | 63604 Views
Setiap anak mampu menirukan banyak hal.
Setiap anak, memiliki kemampuan yang handal dalam menirukan banyak hal.
Terutama di usia 1-5 tahun, saat dia aktif-aktifnya bermain sambil belajar.
Terkadang sebagai orang tua kita tak sadar, bahwa apa yang dilakukan anak, adalah hasil "copy-an" dari aktivitas yang orang tua lakukan.
Kita dapat melihat kehebatan anak dalam meniru ini semisal mengajari dia untuk memanggil mama, papa, bunda, ayah, umi, abi, dan lain sebagainya.
Silakan hitung. Kira-kira dalam waktu berapa hari kah, dia mampu menirukan hal itu dengan terbata-bata, hanya ujungnya saja, sampai dengan meniru dengan sempurna.
Sebenarnya, contoh yang kita berikan bukan hanya pada saat kita mengajarinya secara langsung, namun saat kita sendiri mengucapkannya untuk aktivitas kita pribadi, dan dia tidak sengaja mendengarnya, dan itu berlangsung secara terus-menerus, maka paparan yang didapat si anak menjadi bertambah.
Hingga satu waktu, dia mudah dan mengetahui subjek mana yang dituju dengan sebutan ayah, bunda, ummi, abi, akung, uti, bulek, dan lain sebagainya.
Bahkan, dia bukan hanya tau, tetapi dia juga sudah pandai menggunakan kata-kata tersebut dengan tepat. Hal ini bukan hanya berlaku dari segi ucapan.
Aktivitas yang sering orang tua kerjakan, secara tidak langsung, sadar maupun tidak, akan menjadi paparan yang kalau dia lihat dan saksikan terus menerus maka juga akan menjadi aktivitas si anak.
Sebagai contoh, setiap kali mengajak si anak keluar rumah, kita selalu menutup pintu. Bagi kita ini adalah hal yang lumrah, tapi bagi si anak, ini menjadi hal baru, bahkan dia punya aktivitas baru, bahwa kalau pergi jalan tidak hanya sekedar pergi, tapi perlu menutup pintu.
Suatu ketika, saat akan pergi keluar rumah, si anak secara spontan akan menjadi lebih agresif untuk mengambil bagian dialah yang menutup pintu atau bahkan sebelum menutup pintu rumah, dia akan memastikan pintu kamarnya pun sudah tertutup.
Well Done, disini orang tua akan semakin tercengang, bahwa ternyata anak bukan hanya mampu meniru, tapi anak juga bisa mengekpresikan di objek lain yang serupa. Anak ibarat kertas putih, yang siap menerima warna apa saja yang ingin dilukiskan oleh orang tuanya.
Jika digoreskan merah, maka jadilah ia merah. Jika digoreskan hitam, jadilah ia hitam. Bahkan jika digoreskan tinta emas, maka jadilah ia emas. Hal ini menuntut orang tua untuk senantiasa terus belajar dan berilmu sehingga mampu memilih "warna" yang baik yang akan "dilukiskan" kepada anak, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Karena karakter anak sesungguhnya adalah hasil "lukisan" orang tuanya. Karena anak adalah peniru paling jitu. Terima kasih.
Tips Menarik Lainnya
-
Kisah Bahagia Seorang Guru
"Ada apa ust?" Tanyaku penasaran. Buru-buru ku kejar temanku sampai kami berdiri berhadapan. Ku ulangi pertanyaanku tadi minta penjelasan. Setelah kulayangkan pertanyaanku yang kedua kali aku menyiapkan diri untuk menerima jawaban apapun yang akan dijelaskan temanku itu.
-
Yang Tak Kan Terulang
Menjadi orang tua adalah kontrak seumur hidup, 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan. Tak ada cutinya. Sejak mereka dalam kandungan hingga terlahir dan dapat mendengar, melihat atau memikirkan dan merasakan..... dan selamanya sampai ajal menjemput. Mereka belajar cepat setiap harinya, mencerna dan menyimpulkan. Oleh karenanya�jangan lewatkan satu hari saja, atau bahkan satu jam saja dengan mengabaikan anak kita. Apalah lagi memberi contoh buruk, memberinya beban di luar kesanggupannya... Godaan era gadget sekarang bukan hanya anak tersisihkan oleh pekerjaan orang tua, tapi juga sosialita orang tuanya. ???Mamah pilih aku apa Facebook???? ???Papah pilih aku apa HP???? Kira-kira itu pertanyaan anak sekarang. Segera letakkan gadget Anda, peluk dan cium dia. Temani bermain dan belajar, sebelum Anda menyesal 10 atau 15 tahun lagi.
-
Gratis AL Quran Ar Rayyan!
Gratis Al Qur An Ar Rayyan dari madina untuk 200 pembeli pertama di landing page.
-
Berkenalan dengan Sahabat Sygma, Teni Maryam
Berkenalan dengan Sahabat Sygma, Teni Maryam. Seorang istri dan ummi dari tiga putri cantik Affaza. Awalnya tidak sanggup punya buku MuTe (Muhammad Teladanku) tapi, ternyata tidak mustahil jika niatnya sudah ikhlash.
Lestari ([email protected])
ReplyAnak memang bisa salah mendengar nasihat, namun tidak akan salah meniru teladan... Karena itu, sangat penting memperbaiki diri sebagai teladan anak dan mengarahkan mereka untuk memilih teladan yang baik. ????
Srie Harwani ([email protected])
ReplyMembuat diri untuk lebih berhati2 lagi, dalam setiap gerakan , ucapan, dan tindakan sebagai orang tua, yang menjadi teladan untuk anak-anak...,syukron sharingnya bunda????????