Tips Menarik Sygma Daya Insani

My Family Love Muhammad

My Family Love Muhammad

Oleh RAFIATUL KHOIRIYAH (SLC) | Minggu, 09 Desember 2018 14:37 WIB | 75788 Views

"Aku belum...." teriak kakak. "Aku belum lama..." timpal si Adik. Akhirnya mainan yang dipegang kakak beradik itupun jadi rebutan. Bangun tidur yang di cari mainan itu. Hari-hari berlalu mereka tidak tertarik untuk main sepeda, main boneka dan mainan yang lainnya. Makan dan minum pun jadi malas. Sampai suatu hari mereka sampai pada titik saling pukul saling teriak dan tidak peduli. Sedih sekali orangtua menyaksikannya. Adakah orangtua yang pernah mengalami hal serupa?

"Aku belum...." teriak kakak. "Aku belum lama..." timpal si Adik. Akhirnya mainan yang dipegang kakak beradik itupun jadi rebutan. Bangun tidur yang di cari mainan itu. Hari-hari berlalu mereka tidak tertarik untuk main sepeda, main boneka dan mainan yang lainnya. Makan dan minum pun jadi malas. Sampai suatu hari mereka sampai pada titik saling pukul saling teriak dan tidak peduli. Sedih sekali orangtua menyaksikannya. Adakah orangtua yang mengalami hal serupa? Ya betul mainan itu adalah HP. Alat yang mempermudah urusan orang dewasa tetapi tanpa kita sadari menjadi mainan anak-anak kita. Dan HP menjadi benda yang paling diminati anak-anak daripada ysng lain. Bahkan HP ini telah merenggut waktu bermain dan belajar anak-anak kita tanpa kita menyadarinya. Satu hal yang harus dilakukan ayah bunda agar anak-anak berhenti nonton HP berlebihan, yaitu pertama harus KOMPAK. Ayah bunda harus kompak menyadari keadaan. Kalau HP menjadi lebih penting daripada kakak atau adiknya berarti ada yang salah. Apalagi sampai melupakan makan minum belum lagi kewajiban yang lain seperti sholat dan lain-lain tentu kedepan kalau tidak segera diatasi akan semakin sulit diarahkan. Segera siapkan strategi untuk menjauhkan anak-anak dari HP. Kedua, Siapkan mental. Mental mendidik harus dikokohkan. Ketika anak-anak yang kita alihkan untuk jauh dari HP menangis orangtua jangan goyah dengan tangisan anak. Ada yang menyarankan Lebih baik anak menangis sekarang daripada orangtua yang akan menangis di kemudian hari karena anaknya terlanjur sulit diarahkan. Ketiga, buat media beraktifitas. Membaca buku, membelikan mainan edukatif atau memfasilitasi anak dengan kegiatan edukatif lainnya. Atau melibatkan mereka dalam kegiatan sehari-hari juga mampu menjauhkan mereka dari HP. Keempat, berdoa kepada Allah agar anak-anak kita mendapatkan sentuhan terbaik yang bisa mengantarkan mereka menjadi anak yang sholih dan sholihah bermanfaat untuk ummat. Mendidik anak-anak itu juga dengan ilmu yakin. Ketika orangtua bersungguh-sungguh berikhtiar dan berdoa untuk anak-anaknya Allah pasti kasih jalan. Anak-anak kami berkesempatan membaca buku Muhammad Teladanku insya Allah itu kami yakini sebagai salah satu kemudahan yang Allah berikan. Anak kami usia 3,5 tahun berceloteh menyanyi bersenandung tentang Muhammad: "Rasulullah itu pemaaf...Rasulullah itu indah...Rasulullah bahagianya" sambil menggoyangkan kakinya. Sementara Kakak-kakaknya usia SD kelas 1 dan kelas 3 kalau ngobrol asyik buku Muhammad Teladanku yang di pegang yang kecil bertanya tentang gambarnya si kakak refleks menerangkan. Topik pembicaraan mereka jauh lebih membuat hati bahagia ketika didekatkan dengan buku daripada ketika mereka dulu dekat dengan HP. Apalagi buku Muhammad teladanku selain ilmu pengetahuannya banyak buku ini memberikan energi kepada kami sekeluarga untuk lebih baik lagi. Kakak yang kelas 3 sering membuat desain foto keluarga dengan judul My Family Love Muhammad. Semoga Ruhnya Nabi Besar ummat Islam ini terinternalisasi dalam hati keluarga-keluarga muslim lainnya. Besarnya harapan kami Muhammad Teladanku bisa terinternalisasi dalam diri anak-anak dan berpengaruh positif terhadap karakter mereka. Proses itu masih panjang dan mengenalkan Rasulullah sejak kecil itu menjadi hal yang menentramkan. Sepakatkan?

Comments
Tips Menarik Lainnya
Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail
Rekomondasi Blog