Tips Menarik Sygma Daya Insani

Beberapa Keutamaan dalam Mempelajari Sirah

Beberapa Keutamaan dalam Mempelajari Sirah

Selasa, 21 Juni 2016 09:34 WIB | 65447 Views

Sirah merupakan kisah yang banyak mengandung suri tauladan, hikmah dan keteguhan hati. Dengan mempelajari sirah, kita belajar bagaimana akhlak Rasulullaah dalam bergaul mulai dari anak-anak hingga orang tua, baik kaum muslim maupun kaum non muslim, bagaimana cara Rasullaah dalam memperlakukan makhluk hidup lainnya. Mempelajari Sirah mempunyai beberapa Keutamaan.',' Sirah merupakan kisah yang banyak mengandung suri tauladan, hikmah dan keteguhan hati. Dengan mempelajari sirah, kita belajar bagaimana akhlak Rasulullaah dalam bergaul mulai dari anak-anak hingga orang tua, baik kaum muslim maupun kaum non muslim, bagaimana cara Rasullaah dalam memperlakukan makhluk hidup lainnya. Mempelajari Sirah mempunyai beberapa Keutamaan.

Sirah merupakan kisah yang banyak mengandung suri tauladan, hikmah dan keteguhan hati. Dengan mempelajari sirah, kita belajar bagaimana akhlak Rasulullaah dalam bergaul mulai dari anak-anak hingga orang tua, baik kaum muslim maupun kaum non muslim, bagaimana cara Rasullaah dalam memperlakukan makhluk hidup lainnya. Mempelajari Sirah mempunyai beberapa Keutamaan.

Berikut adalah beberapa keutamaan mempelajari Sirah :

1. Untuk menemukan uswatuh khasanah.

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS Al Ahzab: 21)

 
.2. Langkah awal dalam mencintai Allah dengan mengikuti Rasul-Nya.

“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku , niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali Imran: 31)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini turun ketika ada suatu kaum yang mengaku mencintai Allah. Lalu Allah menguji kaum itu dengan apa yang diturunkan dalam ayat ini. Ada sebuah syair Arab yang dikutip Ibnu Katsir, “masalahnya itu bukan apakah kamu mencintai, tapi apakah kamu dicintai.” Dalam hubungan dengan Allah, pengakuan atau klaim itu tidak penting, yang terpenting adalah apakah Allah mencintai kamu. Allah mencintai kamu ketika kamu mengikuti Rasulullah SAW. Untuk mencintai Allah kita harus mengikuti nabi, untuk mengikuti nabi kita harus mengenal dan mengetahui beliau. Kalau tidak mengenal mana bisa mengikuti?
 

3. Untuk memahami Al Quran sejalan dengan bagaimana ia turun sesuai dengan bagaimana konteks yang mengikat teks Al Quran itu ketika dia turun.

“Dan Al Qur’an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.” (QS Al Isra: 106)

Dalam kaidah tafsir, pelajaran/hukum yang diambil dari satu ayat diambil dari keumuman lafadz, bukan kekhususan sebab. Seorang mufassir harus tau asbabun nuzul ayat agar pengambilan hukumnya tepat. Menurut Yusuf Qardhawi, misal tentang hukum niqab dan haramnya musik/nyanyian tidak berlaku untuk lafadz yg khusus. Seperti sebuah ayat yang mengatakan bahwa “…dan tetaplah kalian wahai istri-istri nabi untuk tinggal di rumah, jika ada keperluan harus menemui dari balik hijab”, ini bukan umum lafadz karena ada kata ‘istri-istri nabi’ di depannya.
Contoh lainnya pada surah Luqman ayat 6, sebagian kalangan mengharamkan hal-hal yang oleh ahli fiqih dinyatakan haram bersyarat. Ada yang mengambil hukum semua nyanyian itu haram karena dicela oleh Allah. Hendaknya memahami ayat juga memahami sebab turunnya.
Rasulullah biasanya berdiri di dekat Ka’bah dan memanggil orang-orang Quraisy lalu membacakan ayat Al Quran. Ada tiga orang (Ubaid bin Khalaf, Utbah bin Abi Mu’id, dan Al Ash bin Wail) yang berkongsi mengumpulkan berbagai cerita dongeng legenda mitos dari Syam, Persia, Yaman, kemudian mereka bawa sambil mendatangkan penyanyi paling cantik dan seksi. Setiap kali Rasulullah berdiri dekat Ka’bah, mereka menyanyi dan mengatakan, “Saya punya cerita menarik yang lebih bagus daripada cerita Muhammad.” Cerita ini ditambahi penyanyi yang berlenggak-lenggok dan bersuara merdu. Asal-muasal Luqman ayat 6 ini tentang peristiwa ini, nyanyian haram bersyarat kalau ia dipakai untuk menyesatkan dari jalan Allah dan dipakai untuk mengolok-olok, bukan berarti semua nyanyian itu haram.
                                                                                                                                                                                                               

4. Modal utama kebangkitan umat.

“Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, Wahai kaumku! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan menjadikan kamu sebagai orang-orang merdeka, dan memberikan kepada kamu apa yang belum pernah diberikan kepada seorangpun di antara umat yang lain.” (QS Al Maidah: 20)

Ayat ini menceritakan kisah Bani Israil, ayat yang dikatakan oleh Allah tentang Musa yang berkata ketika terjadi penjajahan Bani Israil oleh Firaun. “Ingat, ingat nikmat Allah kalian dahulu…” untuk membangkitkan Bani Israil agar bersemangat lagi menghadapi Firaun. Mereka harus disadarkan lagi tentang masa lalunya. Nah, kaum muslimin mungkin juga harus dibangkitkan lagi semangat juangnya dengan mengingatkan pada kisah nabi.
 
5. Sarana kita untuk mendapatkan peneguhan hati.

“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu, dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang yang beriman.” (QS Hud: 120)

Salah satu fungsi kisah yang dipelajari adalah untuk menjadi cermin bagi kita. Kita bisa berkaca sehingga mendapatkan satu kekuatan jiwa untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan. Allah mengisahkan begitu banyak kisah rasul demi meneguhkan hati Muhammad, sedemikian pula kisah itu membawakan kebenaran juga nasihat, dan pengingat bagi orang-orang yang beriman.
 
6. Memahami jalan dakwah yang diridhoi Allah SWT.

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Yusuf : 108)

7. Menemukan ibrah dari kisah-kisah terbaik.

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yusuf: 111)


(Ustadz Salim A Fillah)

Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail
Rekomondasi Blog