Tips Menarik Sygma Daya Insani

Mengikat Hati Anak

Mengikat Hati Anak

Oleh Hilmiyatil Alifah | Sabtu, 07 April 2018 15:23 WIB | 57252 Views

Kamu tau nang, etalase itu ibarat kamu, anaknya bunda yang dengan sangat hati-hati bunda jaga. Dengan doa, dengan nasihat, dengan ilmu, supaya kamu ga pecah atau hancur seperti kaca bila terjadi benturan.


Lalu, di depan kendaraan kami ada mobil bak terbuka membawa pesanan etalase kaca untuk dikirim ke sebuah tempat. Lambat jalannya Maksud hati ingin rasanya mendahului mobil ini tapi kondisi jalan seperti tidak memungkinkan, karena jalan menuju sekolah anak lanang kecil, muat dua mobil.


"Mungkin, siapa tau mobil nya ga berani nyebut" "Ya ga lah bun, itu karena ngangkut etalase kaca, pasti deh takut pecah" Terdiam sejenak (Yes, kamu keuekeuh, baiklah bunda akan masuk ke Inti pembuatan kita ya, siaap? #dalamhati).

Melanjutkan obrolan "Kamu tau nang, etalase itu ibarat kamu, anaknya bunda yang dengan sangat hati-hati bunda jaga. Dengan doa, dengan nasihat, dengan ilmu, supaya kamu ga pecah atau hancur seperti kaca bila terjadi benturan.

Ya, anak-anak itu seperti kaca bagi setiap orangtuanya. Kebaret sedikit orang masih bisa melihat bekasnya, tapi bekasnya pasti akan selalu terlihat dan terkenang. Lalu, kalau sampai kaca itu hancur, biasanya hanya akan berakhir begitu saja, tak ada lagi yang mau memanfaatkannya, dibuang atau tak ada yang mengingat nya.

Sampai disini paham? (Yang ditanya ngangguk) OK, bunda lanjutkan Kenapa anak-anak seperti kaca, dijaga superketat oleh orangtua yang Allah amanahi untuk menjaga nya? Orangtua mana yang ingin anaknya hancur karena "benturan?" Ga ada kan?.

Semua orangtua ingin anaknya mengkilap akalnya, bersih aqidahnya, kuat imannya tak mudah pecah, panutannya hanya Rasulullah atau sahabatnya. Maksudnya benturan disini, kalau kita jalannya terlalu ngebut akibatnya "brak", benturan terjadi bisa karena diri yang jumawa dan lalai tidak mengikuti perintah Allah, tidak berada pada jalur yang telah ditentukan.

Benturan disebabkan oleh orang lain juga bisa nang, akibat salah memilih kawan, bisa juga. Akhirnya bila kaca yang terjaga ini hancur. Tentu kita tak bisa membuat kaca yang Indah dipandang. Tak ada juga yang memakainya.

Bisa juga kaca tadi dibentuk lagi seperti bentuk awal, tapi akan butuh waktu, tenaga yang lama, tentu kan melelahkan pula, betul? Itulah mengapa terkadang bunda super bawelnya, ini ga boleh, itu ga boleh, yang ini boleh yang itu boleh.

Ya, karena bunda hanya dititipi Allah, menjaga "kaca" supaya tidak hancur atau rusak Perhatikan jalan ini. Sesekali mobil itu mengerem kendaraanya ketika melintasi polisi tidur, supaya apa?

Supaya kaca yang dibawa nya tak celaka, dia juga tidak melanggar tata tertib lalu lintas. Jalan pelan, karena sadar muatannya barang yang mudah pecah dan sudah menjadi tanggungjawab nya untuk menyampaikan amanahnya ke pemilik kaca tersebut.

Paham kan?" (Ngangguk) "Iya ya bun, bener juga ya, coba kalau sopirnya ngebut ngelewatin polisi tidur itu, wah, bahaya, belum lagi kalau ugal-ugalan ngeduluin kendaraan di depan nya" "Sudah paham belum kalau kamu ini ibarat kaca?" "Ya, ya bun, masuk juga nih nasehat nya Bunda" "Boleh aku memfotonya?" "Silahkan, mumpung deket dan semoga abang ingat dengan kisah kaca ini, bisa menjadi bermanfaat untuk orang lain, tapi bisa juga hancur jika terbentur".

"Alhamdulillah, kita sudah sampai nang, yuk bersiap, pakai sepatumu" Ada banyak hikmah yang terserak, bahkan kendaraan yang jalannya melambat pun dapat memberikan inspirasi untuk mengajak anak berdialog.

Tentu, semua ini bukanlah sebuah kebetulan biasa, ada Allah yang telah mengaturnya, membimbing lisan saya, mengirim hambaNya yang lain menjadi wasilah kami bertukar pikiran. Membuka hati kami untuk mengingat Allah di pagi hari yang cerah ini

Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail
Rekomondasi Blog