Inspirasi Sygma Daya Insani

Kendalikan marahmu

Kendalikan marahmu

Oleh Ingrid | Jum'at, 30 Maret 2018 15:31 WIB | 63719 Views

Biasanya ketika kita marah apa ya tujuannya supaya nurut... tidak di ulangi... agar anaknya takut... tercapaikah?

Apa yang biasanya di lakukan ketika: anak belum mandi, belum mau gosok gigi, terlambat bangun, berantakin dapur, mecahin gelas piring, ngga beresin mainan, belum makan, minta di belikan mainan, beliin buku dan semacamnya... MARAH

Marahnya biasanya bagaimana (suara keras, membentak, mata melotot, berkata kasar, mencubit, tangan di pinggang, jewer kuping, atau pukulan)

Nah salahkah deretan kata tersebut...

Pernah melihat atau membaca cerita seorang anak dan seorang bapak tua yang duduk berbincang di sore hari...


Kebetulan sang anak baru saja menyelesaikan kuliahnya, sambil memperhatikan suasana sekitar. Tiba² hinggap seekor burung gagak yang hinggap di ranting pohon.
Sang ayah pun menunjuk ke arah burung sambil bertanya, "Nak, burung apakah itu?"

"Burung gagak," jawab si anak. Sambil mengangguk-angguk, tetapi beberapa saat kemudian si ayah mengulang pertanyaan yang sama hingga 5kali. (kebayang yah, betapa sang anak, heran sekaligus kesal) hingga hilang kesabaran dan menjadi marah...

 

Singkat cerita, ternyata sang anak ini saat usia 5 tahun pernah menanyakan hal yang sama hingga 25 kali...

25 kali looh, apa ya motifnya, ternyata atas dasar cinta & kasih sayanglah yang membuat sang ayah terus menjawab.

 

Lanjut ya, 

Biasanya ketika kita marah apa ya tujuannya (supaya nurut, tidak di ulangi, agar anaknya takut) tercapaikah?

 

Pernahkah ayah bunda terbayang, bagaimana perasaan dihardik, dibentak, dipukul oleh orang yang disayangi atau orang terdekat?

 

Dan ternyata kitalah yang telah mengajarkan kepada anak² kita bagaimana cara marah "tanpa disadari"

 

Mari kita pahami bersama. 

Marah dalam ilmu psikologi sikap atas ketidaksepakatan akan sesuatu atau kejadian yang membuat (pelaku marah) tidak nyaman

 

Lalu bagaimana islam memandang marah...

 

Di dalam Al-Qur`ân Karim disebutkan bahwasanya Allah marah. 

Adapun marah yang dinisbatkan kepada Allah Ta’ala Yang Mahasuci adalah marah dan murka kepada orang-orang kafir, musyrik, munafik, dan orang-orang yang melewati batas-Nya. 

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

????????????????? ???????????????????????? ?????????????????????????? ?????????????????????????? ???????????????????????? ???????????????????? ?????????????? ????????? ?????????????? ?? ?????????????????? ??????????? ?????????????? ?? ???????????? ???????????? ?????????????????? ?????????????????????? ??????????????? ??????????? ????????????????? ?? ?????????????? ????????????

 

Dan Dia mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (adzab) yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan neraka Jahannam bagi mereka. Dan (neraka Jahannam) itu seburuk-buruk tempat kembali. 

[al-Fath/48 : 6]

 

Di dalam hadits yang panjang tentang syafaat disebutkan bahwa Allah sangat marah yang belum pernah marah seperti kemarahan saat itu baik sebelum maupun sesudahnya.

 

Setiap muslim wajib menetapkan sifat marah bagi Allah, tidak boleh mengingkarinya, tidak boleh ditakwil, dan tidak boleh menyamakan dengan sifat makhluk-Nya. 

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

??????????? ???????????????? ?????????? ?? ??????????? ??????????????? ??????????????

 

…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. 

[asy-Syûrâ/42 : 11].

 

Sifat marah bagi Allah merupakan sifat yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan bagi Allah, dan ini merupakan manhaj Salaf yang wajib ditempuh oleh setiap muslim.

 

Adapun marah yang dinisbatkan kepada makhluk; ada yang terpuji ada pula yang tercela.

Terpuji apabila dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dalam membela agama Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas, membela hak-hak-Nya, dan tidak menuruti hawa nafsu, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah ? , beliau marah karena ada hukum-hukum Allah dan syari’at-Nya yang dilanggar, maka beliau marah. 

Begitu pula marahnya Nabi Musa Alaihissallam dan marahnya Nabi Yunus Alaihissallam. 

 

Adapun yang tercela apabila dilakukan karena membela diri, kepentingan duniawi, dan melewati batas.

 

Jadi yuks, kendalikan marahmu

 

#RasulullahMarah

#SirahAllAge

#Muhammad?Teladanku

Produk Pilihan

Paket Wahana Bermain Anak Cerdas (WBA.

Detail
Rekomondasi Blog