Kisah Hikmah Sygma Daya Insani

Kisah Pejuang Veteran yang Berakhir Menjadi Tukang Becak

Kisah Pejuang Veteran yang Berakhir Menjadi Tukang Becak

Oleh administrator | Kamis, 10 Agustus 2017 12:03 WIB | 99420 Views

Di belahan dunia sana, para veteran yang berjasa membawa negaranya kepada kemerdekaan sangat dihargai dan juga hidup dengan layak. Bahkan para veteran pun diangkat menjadi seorang warga negara kelas satu, yang dihargai dan dihormati oleh seluruh masyarakat atas segala jasa-jasanya. Namun, keadaan seperti ini mungkin tidak semua dirasakan oleh veteran di Indonesia.

Di belahan dunia sana, para veteran yang berjasa membawa negaranya kepada kemerdekaan sangat dihargai dan juga hidup dengan layak. Bahkan para veteran pun diangkat menjadi seorang warga negara kelas satu, yang dihargai dan dihormati oleh seluruh masyarakat atas segala jasa-jasanya. Namun, keadaan seperti ini mungkin tidak semua dirasakan oleh veteran di Indonesia.
 
Beberapa veteran pejuang proklamasi di Indonesia memang banyak yang sudah menikmati masa tuanya hasil dari keringat dan nyawa yang mereka pertaruhkan di masa silam. Akan tetapi, Rohadi seorang veteran yang saat ini tinggal di Semarang malah harus sibuk mengayuh becak untuk bisa menghidupi keluarganya yang hidup serba sulit.
 
Mungkin di luar sana, tidak hanya Rohadi yang merasakan kehidupan yang berat di masa tuanya. Meskipun begitu, Rohadi mengaku ikhlas menjalani kehidupan seperti ini. Dia membela negara untuk bisa merasakan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini, tanpa adanya ancaman dan bahaya dari para kaum penjajah yang bisa membuat kita hidup dalam ketakutan.
 
Bagaimana kisah hidup Rohadi seorang veteran yang mengayuh becak untuk menyambung hidupnya ini? Berikut kisah Rohadi, veteran perang yang hidup dengan mengayuh becak.
 
1. Menjadi pejuang saat pertempuran Tanjung Pinang Rohadi, merupakan salah satu pejuang veteran kemerdekaan yang berjuang menjaga harga diri dan kedaulatan bangsa dari ancaman asing. Dia dianggap oleh warga Trengguli III No 21, Kelurahan Karangkidul Kecamatan Semarang Tengah sebagai pahlawan lantaran perannya sebagai prajurit untuk mempertahankan Kepulauan Tanjung Pinang di Sumatera saat Indonesia bersengketa dengan Malaysia. Rohadi pun di sela-sela kesibukannya mencari nafkah untuk keluarganya bercerita masa mudanya dulu saat menjadi prajurit dalam misi mempertahankan Kepulauan Tanjung Pinang tersebut. Pria berumur 71 tahun ini adalah salah satu tentara Dwikora pada masa pergolakan kemerdekaan tahun 1962 silam.

"Dulu saya ikut mempertahankan Kepulauan Tanjung Pinang di Sumatera saat Indonesia bersengketa dengan Malaysia," ujar Rohadi, Jumat (15/8).
 
2. Kayuh becak untuk penuhi kebutuhan hidup Tepat pada 17 Agustus 2014 nanti, bangsa Indonesia genap berusia 69 tahun. Namun, bagi Rohadi perayaan HUT RI ke-69 tak ubahnya seperti hari-hari biasa. Disaat warga lain merayakan HUT RI dengan suka cita, lelaki tua tersebut harus pontang-panting mengayuh becak demi mengais rezeki. Setelah masa perjuangan kemerdekaan usai, roda nasib Rohadi berbalik 180 derajat. 38 Tahun berselang, dia kini harus menyambung hidup menjadi tukang becak. Dia mengaku jika dia tak mencari penghasilan tambahan, bantuan dari pemerintah, juga tak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya.
 
3. Rohadi minta pemerintah perhatikan veteran Rohadi, seorang veteran pejuang tahun 1962 ini berharap, pemerintah lebih memperhatikan nasib pejuang veteran agar bisa hidup lebih layak. Sebab, untuk sekarang penghasilannya sebagai pengayuh becak tak menentu. Menurut pengakuannya, setiap eks pejuang, saat ini hanya mendapatkan tunjangan veteran yang diberikan pemerintah sekitar Rp 1,4 juta, tunjangan kehormatan Rp 250 ribu per bulan.

"Jumlah itu sangat tidak sepadan dengan upaya kita mempertaruhkan nyawa pada masa kemerdekaan. Bangsa kita kurang memperhatikan jasa perjuangan masa lampau. Kenapa tunjangan kehormatan hanya Rp 250 ribu saja? Padahal negara kita kaya," urainya.

Rohadi pun mengaku, saat ini masih banyak rekan seperjuangannya yang bernasib sama. Bantuan dari pemerintah, juga tak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Veteran Gedung Juang 45 Semarang, Suhartono. Menurut dia, banyak rekan seperjuangannya yang hidupnya sengsara dan miskin. Dari 1000 pejuang kemerdekaan di Kota Semarang, kini hanya tersisa 600 orang masih hidup.

"Dan mayoritas hidupnya susah. Banyak menjadi tukang parkir, tukang becak sampai hidupnya terkatung-katung," keluhnya.
 
4. Rohadi berharap dan dokan negara Indonesia makin maju Di sela kesibukannya mengayuh becak untuk mencari sesuap nasi untuk keluarganya, veteran bernama Rohadi pun mendoakan supaya seluruh perjuangannya bersama teman- temannya di masa silam tidak disia-siakan oleh para generasi muda. Dia pun mengatakan bahwa banyak sekali generasi muda yang sudah lembek mentalnya. Dia juga menyayangkan sikap generasi muda sekarang dalam memaknai HUT RI. Bila dulu masih terdengar riuh suara warga menyemarakan HUT RI, namun kini semangat kaum muda semakin luntur. Di akhir ceritanya tersebut, Rohadi juga menitipkan sebuah pesan kepada pemimpin yang akan menjabat mendatang.

"Kami harap, pemerintahan baru nanti harus bisa mengelola negara dengan jujur, bermartabat," ungkapnya.
 
Sumber: fanpage info dunia militer
 

Kisah Hikmah Lainnya
Produk Pilihan

Paket 64 Sahabat Teladan Utama (64 ST.

Detail