Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang diperintahkan Allah swt. kepada setiap umat muslim. Hal tersebut tertuang dalam firman Allah Swt yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah/2: 183).

Ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan oleh Allah Swt. menjadi sepuluh atau tujuh ratus kali lipat, sedangkan puasa untuk Allah akan dilipat gandakan pahalanya sampai tidak ada batasnya. Sebab orang yang sedang berpuasa telah rela meninggalkan yang halal bagi dirinya karena semata-mata mengharap rahmat dan ampunan Allah Swt serta pembebasan dari api neraka. Oleh karena itu, bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, bulan yang penuh berkah, dan puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan-keutamaan.

Menghapus Dosa

Puasa Ramadhan yang dikerjakan dengan iman dan ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda dan juga menghapuskan berbagai dosa. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa puasa Ramadhan dengan (didasari) keimanan dan semata-mata mengharap Ridha-Nya, maka akan diampunkan dosa-dosanya di masa lalu” (HR. Bukhari Muslim).

Rasulullah saw. juga bersabda, “Antara shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di antara itu semua, jika dosa besar dapat dihindari.” (HR. Muslim dan selainnya)

Pada hakikatnya, ketika seseorang melakukan ibadah puasa, maka ia telah menunjukkan sikap tunduk dan patuhnya kepada Allah Swt. Ia mengamalkan semua kebaikan-kebaikan, yang mana kebaikan-kebaikan tersebut dapat menghapus keburukan yang diperbuat sebelumnya. Seperti halnya yang tercantum dalam QS. Hud ayat 114 Allah Swt. telah menjelaskan bahwa kebaikan dapat menghapus dosa.

Puasa Ibadah Istimewa

Ibadah Istimewa

Puasa adalah salah satu ibadah yang mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah. Puasa merupakan satu-satunya ibadah yang benar-benar murni dan tulus karena Allah, selain itu puasa juga menjadi perisai untuk menangkal hawa nafsu dari dalam diri manusia. Seperti dalam hadits qudsi berikut: “Rasulullah SAW. bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Semua amalan anak Adam (bisa kembali) kepadanya kecuali puasa. Maka, sesungguhnya puasa itu tulus bagi-Ku, dan Aku sendirilah yang akan membalasnya. (Selain itu) puasa (juga) sebagai benteng. Karena itu, jika salah seorang dari kamu berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan pula mengacau. Lalu, jika ada seseorang yang memaki atau memusuhinya, hendaklah ia (cukup) menjawab: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa!” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keistimewaan puasa lainnya yaitu seperti yang disebutkan dalam riwayat Muslim yaitu, “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat. Allah Swt. berfirman, ‘Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang akan mengganjarnya. Dia meninggalkan nafsu dan makanannya demi Aku.” (HR. As-Syaikhân).

Menggapai Akhlak Mulia

Setiap ibadah mahdhah yang diperintahkan oleh Allah Swt. mempunyai nilai pembentukan akhlak. Begitu pula dengan ibadah puasa. Puasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus dalam waktu sehari, tetapi puasa adalah proses melatih diri, menahan menahan hawa nafsu, dan meninggalkan segala bentuk maksiat yang dilarang oleh Allah Swt.

Puasa (Ramadhan) merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan selama satu bulan, dan rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Semua proses dalam puasa selama sehari selama satu bulan penuh ini sangat efektif untuk pembinaan akhlak dan pribadi manusia, bila benar-benar diamalkan secara ikhlas.
Ibnu Hajar Al-Asqalani menyatakan bahwa para ulama sepakat bahwa yang dimaksud puasa selain tidak makan dan tidak minum adalah puasa dari maksiat, baik secara ucapan maupun perbuatan. Jika seseorang telah mampu melakukan puasa secara utuh, dimana puasanya dilaksanakan secara jasmani dan rohani, tidak hanya meninggalkan makan dan minum tetapi juga tidak berbuat jahat dan tidak melakukan maksiat. Puasa akan mengantarkan pada kemuliaan untuk menjadi hamba Allah Swt. yang berakhlak mulia. Berakhlak kepada Allah Swt dan berakhlak mulia kepada alam semesta.

Referensi
Nafis, Cholil. Menyingkap Tabir Puasa Ramadhan. Jakarta: Mita Abadi Press, 2015.
Rahmi, Aulia. “Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual”. Serambi Tarbawi: Jurnal Pemikiran, Riset, dan Pengembangan Pendidikan Islam. Volume 3. Nomor 1, 2015.
Syaibah, Muhammad Ibn Syâmi Muthâin. Keutamaan Puasa Ramadhan. Terjemah: Syafar Abu Difa. Islamhouse.com, 2010.