Puasa itu mendatangkan ketentraman hati. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita merasakan gelisah, galau, atau merana. Perasaan-perasaan tersebut timbul dikarenakan keadaan hati yang tidak stabil.
Salah satu cara untuk mengurangi suasana hati tidak tenang yaitu dengan cara berpuasa. Dengan puasa kita bisa mengendalikan jiwa dan meneguhkan jalan untuk melaksanakan perintah-Nya, serta dapat menjaga kedamaian dan ketenangan diri seseorang.
Syekh Abdul Aziz bin Baaz menjelaskan bahwa, “Pada ibadah puasa yang dilakukan oleh umat manusia sebenarnya terdapat banyak manfaat dan hikmah yang besar, di antaranya yaitu mampu membersihkan, penggemblengan, dan penyucian jiwa dari perbuatan yang tercela dan menjauhkan sifat-sifat buruk, seperti tamak, rakus, dan kikir, untuk kemudian dibiasakan dengan akhlak mulia seperti sabar, santun, dermawan, murah hati, dan pengerahan jiwa untuk mengerjakan segala hal yang diridhai Allah dan dapat mendekatkan diri kepada-Nya.”
Hikmah Besar Ketika Berpuasa
Secara garis besar, puasa memiliki hikmah atau manfaat yang dapat mendatangkan ketentraman hati. Adapun makna spesifik mengenai ketentraman hati, antara lain sebagai berikut:
Merasa Damai
Seseorang yang melaksanakan puasa akan merasakan perubahan dalam cara penyikapannya terhadap sesuatu. Apabila tidak merasakan perubahan itu, maka ada yang salah dengan puasanya. Sebab, puasa memiliki hikmah yang besar, salah satunya yaitu hati selalu damai sepanjang waktu.

Ketika berpuasa di bulan Ramadan, di minggu pertama tubuh akan beradaptasi yaitu dengan melepaskan hormon dan bahan kimia yang akan menjadikan virus. Namun, ketika jalan minggu kedua dan selanjutnya, tubuh secara otomatis dapat mengondisikan dengan keadaan. Sehingga di minggu ini dan selanjutnya, kebiasaan makan berlebihan akan terkontrol. Seseorang akan merasakan kenikmatan berpuasa. Sebab, puasa memiliki makna tersimpan yang selalu dapat memberikan kedamaian bagi diri sendiri.
Ada Perubahan Positif
Ketenangan hati memiliki dampak pada diri sendiri dan dapat memunculkan perubahan positif yang membentuk karakter kepribadian seseorang. Dampak lainnya yaitu berkenaan dengan fungsi otak. Orang yang hatinya tenang akan berpikiran jernih, sehingga daya pikirnya kuat. Lebih mudah menerima persoalan-persoalan yang ada di sekitarnya, karena dapat mencernanya dengan baik. Selain itu, seseorang yang memiliki ketenangan hati, akan lebih bijak dalam mengambil keputusan, berekspresi, dan menghadapi segala hal.
Puasa memiliki banyak manfaat baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain. Bagaimanapun, puasa adalah ibadah dari Allah Swt. dan semata-mata untuk Allah Swt., sehingga baik buruk ibadah puasa yang dilakukan oleh seseorang, hanya Allah Swt. yang dapat menilainya.
Berkurangnya Rasa Takut
Manfaat lain dari puasa, yaitu dapat mengurangi rasa takut. Orang yang berpuasa, ada bagian otak yang memonitor lingkungan dari ancaman dan bahaya. Ketika otak mendapati pikiran tenang dan hati damai, maka dalam menghadapi masalah seseorang tidak mudah takut, berkecil hati, dan merasa gugup. Sebaliknya, ketika kinerja otak seseorang sering mendapati hati dalam keadaan tidak tenang, maka yang terjadi ialah mudah emosi, gugup, sering takut, sulit menyelesaikan masalah, dan yang paling berbahaya yaitu tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
Puasa bukan hanya menahan hawa nafsu dan tidak makan dan minum selama waktu yang ditentukan. Selain mendapat imbalan berupa pahala kelak di akhirat, seseorang akan merugi jika tidak memenuhi syarat sah puasa. Sebab, ada hikmah tersendiri dalam puasa. Puasa memiliki hubungan erat dengan kesehatan, psikologi, dan sosial.
Pikiran Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Seseorang yang melakukan puasa secara rutin akan memiliki perasaan tenang, damai, penuh cinta, dan sukacita. Sikap positif tersebut muncul dari dalam diri karena dapat mengendalikan hawa nafsu dan bisa menenangkan hati. Puasa juga dapat mengurangi sikap emosional yang diakibatkan oleh neurotransmitter yang dilepaskan otak terhambat. Sehingga, dalam pikiran menumbuhkan rasa penuh cinta kan kasih sayang terhadap sesama manusia dan seluruh ciptaan Allah Swt. yang ada di bumi ini.
Ketika seseorang memiliki ketenangan jiwa dari ibadah puasa yang diperintahkan agama, maka ia juga dapat memahami dirinya sendiri tentang kebutuhan, kelemahan, dan keberadaannya itu adalah untuk menyembah kepada Allah Swt.
Puasa sebenarnya mengingatkan diri tentang keagungan nikmat yang telah Allah Swt. berikan. Sehingga, seseorang akan mudah bersyukur atas rezeki yang telah Allah Swt. berikan dan tidak menuntut suatu yang lebih dari apa yang seharusnya Allah Swt. takdirkan.
Referensi
El-Jaquene, Ferry Taufiq. Tradisi Puasa Para Nabi: Menyingkap Hikmah dan Kedahsyatan Laki Prihatin Para Nabi dari Nabi Adam Hingga Nabi Muhammad. Yogyakarta: Asaka, 2018.
Nafis, Cholil. Menyingkap Tabir Puasa Ramadhan. Jakarta: Mita Abadi Press, 2015.